Friday, February 8, 2013

Pengamen Dianaiaya Dituding Mencuri Burung

Pengamen Dianaiaya Dituding Mencuri Burung

Dituding Curi Burung, Pengamen Dianiaya  

Susanto, pengamen di Wonogiri, Jawa Tengah, diduga mengalami penyiksaan saat diperiksa polisi dari kantor Kepolisian Sektor Selogiri. Dia harus dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri karena tubuhnya lemah setelah dua hari ditahan polisi. 


Menurut Susanto, dia ditangkap awal pekan ini saat sedang mangkal di halte utara alun-alun Wonogiri. Dia dituduh ikut serta dalam pencurian burung jenis lovebird bersama dua orang lainnya, Totok dan Angga. "Saya memang kenal Angga karena dia seringngamen bersama saya," katanya. Namun dia mengaku belum mengenal Totok.


Di kantor tersebut, Susanto dipaksa untuk mengakui bahwa dia juga terlibat dalam kasus pencurian burung bersama dua orang tersebut. "Saya tidak mau mengakui karena memang tidak berbuat," katanya. Sikapnya tersebut membuat polisi marah kemudian menyiksanya.


Menurut Susanto, dia sempat dipukuli selama diperiksa dua hari. Penganiayaan itu menyisakan luka di lehernya akibat dicekik dengan tali. "Saya sudah tidak ingat lagi berapa orang yang menganiaya saya," kata Susanto. Dia juga mengaku sempat disengat dengan peralatan listrik.


Setelah dua hari berada di polsek, Susanto akhirnya dibawa ke Kepolisian Resor Wonogiri. "Di tempat tersebut sudah tidak ada lagi pemukulan," katanya. Bahkan, dia akhirnya dilepas lantaran tidak ada bukti keterlibatannya dalam pencurian burung.


Setelah dilepas, rekan-rekannya sesama pengamen langsung membawanya ke rumah sakit lantaran kondisi tubuhnya sangat lemah. "Tidak ada pengobatan selama berada di kepolisian," katanya.


Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Wonogiri, Adhi Darma, mengatakan bahwa Susanto menderita patah tulang di bagian kelingking. Selain itu, dokter juga menemukan luka bekas cekikan di leher. "Kami sedang melakukan observasi untuk kemungkinan adanya luka dalam," katanya. Kemungkinan Susanto menderita luka di sistem saluran kencing. 


Sebab, Susanto juga mengeluh bahwa air seninya bercampur dengan darah.
Sedangkan Kepala Polres Wonogiri, Ajun Komisaris Besar Tanti Septiyani, belum bisa berkomentar mengenai kasus tersebut. "Saya masih berada di Semarang," katanya saat dihubungi. Dia juga mengaku belum mendapat laporan tentang kasus tersebut.-tempo