Monday, July 31, 2006

Gaya tidur Pelanduk Sulawesi


Satu kejadian langka yang pernah saya alami dalam perjalanan mengamati burung yaitu melihat gaya tidur burung. Kesempatan yang langka ini berhasil saya abadikan masih dalam satu paket perjalanan survey kura-kura di daerah Gorontalo. Pada saat melakukan night survey di salah satu anak sungai di Desa Wonggarasi, Kecamatan Lemito, Pohuwato, secara tidak sengaja saya melihat sebuah benda bulat putih kecoklatan yang tampaknya seperti dijepit oleh ranting-ranting bambu. Maksud saya untuk mengarahkan head light (senter kepala) ke bagian atas kepala adalah untuk memastikan jangan-jangan ada ular yang sedang siaga menunggu mangsa. Namun setelah saya dekati ternyata benda bulat tersebut adalah burung yang sedang tidur. Dan setelah diperhatikan dengan seksama ternyata burung tersebut adalah Pelanduk Sulawesi (Trichastoma celebensis). Burung ini adalah jenis endemik untuk Sulawesi dan dikenal dengan nyanyian paginya yang merdu. Setelah berhasil memotretnya, kami pun pergi melanjutkan perjalanan. SELAMAT TIDUR. Bangunkan kami di pagi hari dengan nyanyianmu yang merdu.

Sarang Punai Gading (Treron vernans)

Secara tidak sengaja, pada saat melakukan survey kura-kura di daerah Gorontalo (tepatnya di Desa Maleo, Kecamatan Paguat, Pohuwato), kami menjupai sarang burung.Saat itu, tidak ada burung yang terlihat, hanyalah sebutir telur seukuran telur burung Puyuh (tanpa bercak). Sarang itu sendiri terbuat dari patahan-patahan ranting yang disusun secara acak diantara cabang pohon (nama pohon tidak diketahui). Tipe sarang menyerupai sarang-sarang burung dari keluarga Columbidae. Sementara pohon itu sendiri berada di antara tegakan pohon kelapa. Tinggi sarang kurang lebih 1 meter dari permukaan tanah dan berjarak sekitar 50 meter dari pantai.
Tanpa pikir panjang, saya pun langsung membidikkan kamera (Canon Powershot A620)dan mengambil beberapa gambar. Salah satunya seperti yang Anda lihat saat ini.