Friday, January 20, 2012

Tips Dasar perawatan burung berkicau

Memelihara burung berkicau memang mengasyikan terlebih jika burung yang kita miliki itu termasuk burung yang bagus dari segi warna , bentuk dan suaranya. Memelihara burung yang  rajin berkicau tentulah tidak sekedar menggantung sangkar lalu kita duduk menonton gayanya sambil mendengarnya bernyanyi ,kalau anda memlihara burung hanya sekedar menggantung lalu memberi makan begitu dan begitu setiap harinya tanpa melakukan tindakan perawatan burung yang semestinya ,dijamin burung kualitas juarapun akan 'downgrade'  kembali menjadi burung bakalan. Untuk itu memelihara burung kicauan tidak hanya menggantang sangkarnya saja lalu membiarkan burung tersebut bernyanyi riang tanpa memberinya pakan tambahan (Extra Fooding) seperti Jangkrik,Ulat dan juga tanpa memberinya kesehatan yang baik seperti memandikan dan menjemurkannya. 

Berikut ini adalah beberapa tips dasar memlihara burung kicauan yang harus diperhatikan oleh kicauan mania : 


1. MAKANAN
Pada dasarnya makanan bagi burung peliharaan bisa dibagi menjadi 2 (dua) bagian utama. Yang pertama adalah makanan pokok berupa voor bagi burung burung sejenis Muray Batu, Anis, Pentet, Kacer, dan bermacam burung pemakan serangga lainnya. Sedangkan makanan dengan beragam jenis biji-bijian adalah untuk jenis finch seperti Kenari, Blackthroat, Sanger, Mozambik dan lainnya.. Yang kedua adalah makanan penunjang atau lebih sering disebut dengan istilah Extra Fooding (EF) yang bisa berupa jangkrik, kroto, cacing, ulat, buah-buahan, sayuran dan lainnya.

1.A. Makanan Pokok
Sering ada yang bertanya, voor apa yang cocok bagi burung saya? Apa komposisi biji-bijian yang baik untuk kenari saya? Jawaban untuk kedua pertanyaan diatas sebenarnya gampang-gampang susah. Pada dasarnya, semua voor baik untuk burung kita sepanjang voor tersebut dalam keadaan baik alias belum kadaluarsa dan tidak terkontaminasi. Hindari pemberian voor yang kandungan lemaknya terlalu tinggi. Ini bisa di cek dengan membandingkan komposisi yang biasanya tertera pada bungkus pakan tersebut. Begitu juga dengan biji-bijian bagi burung jenis finch.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah bentuk kotoran burung setelah mengkonsumsi voor  bersangkutan. Jika kotoran bentuknya padat dan kering, bisa dipastikan bahwa voor tersebut cocok bagi burung kita. Sebaliknya jika kotoran lembek dan cair, bisa jadi voor tersebut tidak cocok buat burung kita. Namun masih ada kemungkinan kotoran yang lembek dan cair bukan disebabkabn oleh makanan tapi burung tersebut mengalami gangguan sistem pencernaan.

1.B. Makanan Penunjang (Ekstra Fooding - EF)
Seperti telah disebut diatas bahwa makanan penunjang biasanya adalah berupa jangkrik, kroto, cacing, ulat, buah-buahan, sayuran dan lainnya. Yang menjadi masalah adalah berapa banyak dan apa jenis EF yang cocok untuk burung kita?
biasakanlah memberikan EF yang variatif kepada burung kita. Mengapa demikian? Jika burung sudah terbiasa dengan berbagai jenis EF, maka dikemudian hari akan memudahkan kita untuk melakukan “settingan” terhadap burung tersebut. Ada beberapa rekan yang dengan setengah mengeluh bercerita kepada saya bahwa burungnya tidak doyan jangkrik. Dilain waktu, ada lagi yang bilang bahwa burungnya tidak doyan cacing. Bahkan ada yang setengah tidak percaya bahwa burung yang baru dibelinya ternyata tidak doyan kroto. Demikian juga dengan jenis buah-buahan. Ada yang tidak doyan papaya tapi maunya apel atau pisang, dan sebaliknya.
Kembali ke pertanyaan diatas, berapa banyak dan jenis EF apa yang cocok untuk burung kita? Pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh yang empunya burung jika sudah memahami fungsi dari setiap jenis EF. Walaupun belum ada penelitian yang bisa membuktikan, namun sejak lama “diyakini” bahwa EF berupa jangkrik bisa mendongkrak volume suara dan menimbulkan sifat fight dari sang burung. Namun porsi jangkrik yang berlebihan juga sering membuat burung menjadi “nakal” atau galak sehingga menggangu performanya saat diadu.

EF berupa kroto dan ulat diyakini mampu memancing burung untuk rajin bunyi. Kelebihan kroto bisa menimbulkan efek yang sama dengan jangkrik. Sementara pemberian ulat yang berlebihan diyakini bisa mengakibatkan gangguan pencernaan bahkan tidak sedikit yang berasumsi bisa penyakit katarak. Yang relatif aman menurut sebagain besar penghobi adalah cacing. EF ini sepertinya hampir merupakan menu wajib terutama untuk jenis burung Anis, baik Merah maupun Kembang, bahkan Murai Batu sekalipun. Khusus jenis Anis Merah, cacing dipercaya bisa membuat Anis Merah betah teller, sedangkan untuk Anis Kembang bisa membuat burung rajin ngerol.

Untuk mengetahui berapa banyak porsi jangkrik, kroto dan cacing yang perlu diberikan untuk burung kita, harus dilakukan uji coba atau trial and error. Kalau sekedar untuk menikmati bunyi dirumah, tentu saja takaran EF tidak terlalu menjadi masalah. Namun tidak demikian dengan burung yang diniatkan untuk lomba. Porsi EF harus pas, tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang serta harus rutin dan disiplin dalam pemberiannya.

Berikut adalah contoh kasus perawatan Anis Merah dan settingan EF nya.
  • Senin: pagi jangkrik 2, cacing 2; siang buah pepaya; malam jangkrik 2, cacing 2
  • Selasa : sama dengan Senin (buah diganti apel).
  • Rabu : Sama dengan Senin.
  • Kamis : Sama dengan Selasa.
  • Jumat : pagi jangkrik 2, cacing 3; siang buah pepaya; malam jangkrik 2, cacing 3
  • Sabtu : sama dengan jumat, plus sedikit kroto.
  • Minggu : burung dibawa kelapangan pagi hari tanpa pemberian EF dari rumah.



Sampai dilapangan, burung dijemur dan dimandikan serta dikasih cacing 2. Sebelum digantangkan untuk lomba, coba ditrek sekitar 10 – 20 menit.Dengan perawatan rutin seperti ini, coba perhatikan bagaimana kerja burung kita tersebut dilapangan. Jika burung tidak mau bunyi, ini bisa disebabkan beberapa hal, antara lain karena belum terbiasa dengan situasi dilapangan, treknya kurang lama, atau bahkan burung harus discharge dengan Anis Merah betina.
Jika burung “galak” dan seolah-olah mau menyerang burung disekitarnya, bisa disebabkan  karena Anis Merah kita over birahi. Untuk itu, settingan harus diubah, dimana jangkriknya 
harus dikurangi dan intensitas mandi diperbanyak.
JIka burung tidak mau teler, untuk rawatan berikutnya bisa coba ditambah porsi cacingnya  atau durasi treknya diperpanjang.
Ingat, ini hanya contoh kasus. Selain permainan EF, tentu saja masih banyak factor lainnya 
yang harus kita amati dan pahami sehingga jagoan kita bisa “moncer” di arena lomba. Tentu saja kita juga harus menyadari bahwa factor luck atau keberuntungan juga menjadi hal yang harus diperhitungkan.

Sementara untuk jenis finch, EF protein hewani berupa kroto dan telur puyuh diyakini bisa  meningkatkan birahi sehingga burung mau fight dengan lawannya. Jenis sayuran yang kaya serat selain berfungsi sebagai pembersih pencernaan juga bisa sebagai media peredam birahi burung.
Bagaimana dengan fungsi buah? Sebagaimana kita ketahui bahwa buah-buahan banyak mengandung vitamin A dan C yang tidak diproduksi oleh tubuh. Burung yang hidup dialam liar mungkin bisa mencari jenis buah yang disukai dan sesuai dengan musim. Tapi tidak demikian halnya dengan burung peliharaan. Usahakan untuk memberi buah-buahan yang variatif dan berganti setiap harinya. Disaat musim kemarau, perbanyak pemberian buah pepaya sementara dimusim penghujan 
pemberian pisang dan apel lebih diutamakan.

2. MANDI & JEMUR 
Mandi dan jemur bagi burung peliharaan adalah wajib hukumnya. 

2.A. Mandi
Sama seperti kita, dengan mandi burung akan merasa lebih segar dan lebih lincah. Selain itu, mandi juga merupakan salah satu sarana bagi burung untuk melemaskan otot. Coba lihat 
pergerakan burung saat sedang mandi. Seluruh anggota tubuhnya mulai dari kepala, sayap, kaki hingga ekor akan bergerak secara bersamaan dan sistematis. Mandi juga berfungi untuk menjaga kesehatan dan kebersihan bulu burung.

Kapan waktu yang tepat untuk memandikan burung? Umumnya waktu memandikan
burung adalah pagi 
hari sekitar jam 7 – 10. Untuk burung jenis tertentu seperti Anis, mandi bisa 2 hingga 3 kali sehari, yakni pagi, siang dan malam hari.
Media memandikan jenis burung yang berukuran sedang hingga besar seperti Anis, Murai, 
Cucakrawa, dll, bisa dengan menggunakan bak keramba yang banyak dijual di pasar burung. 
Untuk jenis burung yang berukuran agak kecil seperti Tledekan, Kenari, Decu, dll bisa mengunakan “cepuk” yang dimasukkan kedalam kandang.
Yang perlu diperhatikan adalah air yang digunakan untuk mandi. Paling baik adalah air sumur. 
Jika menggunakan air PAM yang notabene banyak kandungan kaporitnya, sebaiknya air diendapin dulu minimal satu malam untuk memisahkan kaporit dan zat pembersih lainnya. Efek dari menggunakan air PAM yang masih banyak mengandung kaporit adalah hilangnya zat lemak pada bulu burung sehingga bulu menjadi kusam. Saat ini tidak sedikit yang menggunakan air minum isi ulang sebagai air minum sekaligus air mandi untuk burungnya. Shampoo dan cairan anti kutu khusus burung bisa digunakan sebulan 1 atau 2 kali.

2.B. Jemur
Penjemuran sangat penting bagi burung. Dengan berjemur, burung akan menyerap vitamin D dari sinar matahari sehingga metabolismenya bisa berjalan dengan seimbang. Burung yang kurang jemur biasanya akan terlihat lesu dan gemuk sehingga membuat burung malas bunyi. Sama seperti mandi, penjemuran juga berfungsi untuk menjaga kesehatan dan keindahan bulu burung.
Waktu yang tepat untuk menjemur burung adalah sekitar jam 7 hingga jam 10 pagi dimana panas matahari belum terlalu menyengat.. Sementara lama penjemuran sangat variatif dan tergantung dari kebiasaan burung itu sendiri. Untuk jenis Anis Kembang, banyak penghobi yang hanya menjemur burung kurang dari 1 jam. Semantara jenis lain seperti Murai, Kenari, Tledekan, Anis Merah, durasinya bisa sekitar 2 hingga 3 jam. Beberapa jenis burung seperti Branjangan, Pentet dan Blackthroat mungkin memerlukan waktu penjemuran yang lebih lama.

3. SANGKAR
Sekarang banyak tersedia bermacam - macam jenis dan rupa sangkar burung , mulai dari yang sangkar harian yang biasa sampai kandang ukiran yang selalu dipakai untuk kontes-kontes ataupun untuk menaikan pamor burung kicauan kita. Untuk pemilihan sangkar ini juga harus diperhatikan dampak serta apa karakter dari burung yang kita pelihara, jangan sampai si burung merasa tidak nyaman dikandang barunya sehingga menjadi malas bersuara atau malah punya hobi baru yaitu 'salto'. Ukuran kandang dan tinggi kandang harus sesuai dengan karakter burungnya ini untuk menjaga kemulusan dari bulu burung tersebut agar tidak cepat patah atau nyangkut disela-sela jeruji kandangnya yg mengakibatkan bulu cepat rusak dan juga pada beberapa burung masalah tentang kandang yg tidak cocok malah akan menimbulkan stres bagi burungnya.

4. TANGKRINGAN
 Jangan menyepelekan masalah tangkringan. Ukuran dan jenis bahan tangkringan harus juga disesuaikan dengan jenis dan karakter burung.Umumnya tangkringan yang digunakan adalah dahan kayu asam serta kayu bubut buatan pabrik yang diberi amplas. Ukuran tangkringan bisa disebut sesuai jika kaki burung hanya bisa mencengkeram 2/3 dari diameter tangkringan. Sejauh ini, tangkringan kayu asam masih dianggap yang terbaik karena teksturnya yang kasar hingga burung bisa mencengkeram dengan baik dan juga tahan lama. Dewasa ini model dan jenis bahan tangkringan semakin bervariasi sehingga kita harus jeli memilih jenis dan model tangkringan untuk burung kita.

5. KANDANG UMBARA
Trend beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa semakin banyak hobbies yang mengumbar burungnya dalam kandang umbaran yang berukuran relative cukup besar. Fungsi dari kandang umbaran sendiri adalah memberikan kesempatan kepada burung untuk bergerak bebas. Ini dilakukan untuk : 
mengurangi timbunan lemak pada sehingga burung bisa bergerak dengan lebih lincah. 
melatih stamina. 
sarana pemulihan bagi burung yang stress dan baru sembuh dari sakit.


    Sudah banyak testimoni bahwa burungnya semakin fight, volumenya semakin dahsyat dan bisa diturunkan berkali-kali setelah burungnya menjalani “training” dikandang umbaran.

    4. KERODONG
    Bagi beberapa orang kerodong kelihatannya sangat sepele padahal kerodong memiliki fungsi yang tidak kecil. Burung sejenis finch terutama kenari sangat rentan dengan hawa (angin) dingin dan gigitan nyamuk, Sering kematian datang karena serangan salah satu atau keduanya.dan perlu diketahui juga bahwa burung -burung jenis ini memiliki penciuman yang sensitif sehingga mencium bau asap dari pembakaran sampah saja juga bisa mematikan burung ini. Untuk jenis Kenari, kerodong lebih bersifat protektif terhadap kedua unsur diatas.

    Sementara untuk burung jenis lainnya seperti Anis, Muray, Pentet, Kacer, dll, fungsi kerodong bukan hanya sebagai pemanis saja tapi lebih kepada fungsi agar burung bisa beristirahat dengan tenang sehingga tidak selalu dalam keadaan siap tempur. Kerodong hanya dibuka pada saat akan melakukan ritual mandi dan jemur serta pada saat lomba.
    Yang perlu diingat adalah jangan langsung mengkerodong burung setelah penjemuran selesai 
    karena bisa mengakibatkan rusaknya retina mata. Biarkanlah burung beradaptasi terlebih dahulu dengan intensitas cahaya yang diterima. Perlakuannya kira-kira seperti berikut:
    • Pagi jam 5 atau jam 6 burung dikeluarkan ke teras rumah dalam posisi kerodong masih tertutup.
    • Setelah 10 menit, kerodong dibuka dan burung mulai diembunkan .
    • 20 menit kemudian, burung boleh dijemur hingga waktunya (ada juga yang memandikan dulu baru dijemur)
    • Setelah penjemuran selesai, gantung burung ditempat teduh (jangan dibawa masuk kedalam rumah) sambil diangin-anginkan sekitar 30 menit kemudian dilanjutkan dengan mandi.
    • Biarkan bulu burung kering dulu sebelum dikerodong. Setelah dikerodong biarkan posisinya tetap ditempat teduh. Tunggu sekitar 10 – 20 menit kemudian, baru burung dimasukkan ke dalam rumah.


    6. MABUNG
    Secara alami, burung akan mengalami mabung atau ngurak 1 kali dalam setahun. Pada masa ini, burung sangat rentan terhadap stress dan penyakit. Salah perawatan dalam masa mabung bisa berakibat fatal dan mengakibatkan burung menjadi “mandeg” alias bisu.
    Untuk burung yang memasuki masa ngurak, proses mandi sebaiknya dihentikan sama sekali hingga bulu ekor yang baru sudah tumbuh kembali minimal 50%. Penjemuran boleh dilakukan seminggu 1 – 2 kali dalam waktu yang tidak terlalu lama. EF jangkrik dan kroto boleh tetap diberikan sesuai dengan raatan sebelum mabung, namun pemberian cacing dan buah sebaiknya dihentikan.
    Sebaiknya burung selalu dalam keadaan kerodong sepanjang hari dan dibersihkan kotorannya 3 hari sekali.
    Masa mabung adalah waktu yang paling tepat dalam melakukan pemasteran. Yang perlu diperhatikan adalah jarak pemasteran. Alih-alih dimaster malah burung yang mabung menjadi stress karena suara yang terlalu kencang. Jika kita menggunakan burung master, usahakan jarak nya minimal 2 meter dari burung yang akan dimaster. Ingat, justru suara yang terdengar sayup-sayup yang lebih mudah ditiru oleh burung yang sedang mabung.
    Selain pemasteran menggunakan burung master juga sekarang banyak tersedia kaset dan cd - cd yang berisi suara-suara burung yang dikhususkan untk pemasteran, namun untuk metode pemasteran ini diperlukan suara yang benar-benar jernih tanpa noise ataupun suara-suara lain yang mengganggu. karena akibatnya burung menjadi susah untuk mencerna suara master atau malah burung kemaster dengan suara yang jelek.

    Semoga tulisan ini bermanfaat bagi anda yang baru menginjakan kaki pertama kali di dunia 
    kicau mania atau untuk anda penggemar burung kicauan sebagai tambahan pengetahuan kita tentang dunia kicauan mania. 

    sumber : berbagai sumber