Monday, December 10, 2012

Kisah Perawat Burung TMII

Kisah Perawat Burung TMII

http://www.langitperempuan.com/wp-content/uploads/2008/07/emy_tbtmii.gif

Tidak banyak orang yang beruntung selalu berada di tengah merdunya kicauan burung sepanjang hari. Apalagi dimanjakan tontonan hiburan berbagai lagak burung yang tiada hentinya berulah lucu di sekelilingnya. Suasana seperti itu yang menyebabkan Endang Budi Utami (49) betah selama 20 tahun mengabdikan diri pada ribuan burung penghuni Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.


Hidup dan bekerja di hutan buatan di tengah kota tersebut, meminjam istilahnya, “Seakan di surga.” Perempuan yang sehari-hari dipanggil ‘Ibu Emy’ itu berbagi kisah hidupnya. Mengaku bahwa awalnya tidak berminat menggeluti dunia unggas, jalan Tuhan mengantarnya mengabdikan diri mengurus koleksi unggas eksotik dari berbagai belahan dunia yang dipelihara di Taman Mini Indonesia Indah.

Saat dijumpai di kantornya dalam kawasann Taman Burung TMII, Emy yang berpembawaan ramah itu, serta merta berbagi pengetahuannya tentang burung. Ia menceritakan petualangannya mengenali burung-burung langka yang dilindungi di habitatnya masing-masing, kesibukannya mengurus organisasi-organisasi pelestarian hewan, khususnya unggas, serta kecintaannya kepada unggas secara umum.

Ia bercerita tentang pengalamannya ikut melepaskan burung jalak bali kembali ke habitatnya. Jalak bali termasuk salah satu jenis burung yang hampir punah. Emy merasakan rasa bangga dan bahagia luarbiasa saat melihat burung-burung tersebut kemudian sukses berkembang biak sendiri di habitatnya, dengan demikian kelestariannya terjaga.

Emy sejauh ini memilih hidup melajang dan baginya burung-burung adalah bagai anak-anaknya sendiri yang perlu dijaga dan diperhatikan dengan telaten. Perempuan kelahiran Bojonegoro, 30 Agustus 1959, ini mengaku menyayangi ribuan unggas yang hidup di Taman Burung TMII. Ia membagi kasih sayang yang sama kepada setiap burung yang ada â€" yang berbulu indah, yang bernyanyi merdu, yang pemakan daging â€" seperti seorang ibu yang tidak membeda-bedakan anak-anaknya. Setiap burung memiliki keunikan dan keindahan tersendiri yang tidak dapat dibanding-bandingkan.

Sekalipun pencinta unggas total, ia memilih untuk tidak memelihara burung di rumah. “Takut tidak dapat memberikan perhatian yang cukup baik,” katanya jujur. Emy beritikad mencurahkan perhatiannya untuk memajukan, mengembangkan dan melestarikan koleksi burung yang ada di Taman Burung TMII dan seluruh burung-burung di Indonesia pada umumnya.-tamanmini