PT
Bali Tropikana yang berdiri tahun 90-an telah berhasil menangkarkan
berbagai jenis burung kakatua seperti kakatua hitam, alba, medium,
molukan, laser, citron, sanguinea, dan govin, bayan sekitar 6 jenis dan
nuri sekitar 60 jenis. Awalnya sasarannya pasar internasional, tetapi
kini lebih memfokuskan ke pasar nasional.
Menurut
Dewa Astawa, penanggung jawab penangkaran, beternak jenis paruh bengkok
cukup sederhana asalkan memahami betul karakter burung tersebut.
Seluruh binatang, kata Dewa Astawa punya naluri yang kuat untuk berbiak
ketika sudah memasuki umur dewasa. Persoalannya adalah bagaimana
membangkitkan naluri berbiaknya tersebut di dalam kandang?
Untuk
itu, ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi, baik eksternal dan
internal. Dari luar mesti dipersiapkan kandang yang ideal untuk indukan.
- Jenis kakatua biasanya menyukai kandang yang berukuran luas. Ukuran kandang kakatua raja diusahakan tidak lebih kecil dari luas 2x3x1,5 meter. Nuri bisa lebih kecil sedikit akan tetapi burung tidak boleh merasa tertekan.
- Jenis paruh bengkok biasanya menyukai sarang yang gelap dan agak dalam. Untuk ilu diperlukan bahan dari kayu kelapa atau enau. “Diusahakan burung benar-benar nyaman di kandang.” tambah Dewa yang meyakinkan kalau sudah nyaman ia akan terangsang untuk kawin. Kebersihan kandang juga penting agar terhiondar dari penyakit seperti penyemprotan desinfektan secara periodik.
- Faktor makanan, katanya, juga berperan penting. Kecukupan pakan akan mendorong burung untuk berbiak. Jika burung tidak sehat maka otomatis naluri berbiaknya akan terhenti.
- Untuk penangkaran juga perlu dipilih indukan yang sehat dan cukup umur. Misalnya dewasa mulai birahi umur 2,5 tahun sampai 3 tahun. Namun khusus kakatua raja, bisa mencapai 4 tahunan. Lebih baik kakatua mencari pasangan sendiri kemudian dipisahkan dari kumpulan indukan di sangkar kecil. Namun ketika dipasangkan di dalam sangkar, burung tersebut mesti diperhatikan beberapa jam karena ada kemungkinan bertengkar.
- Cara lain untuk mempercepat penjodohan dengan jalan menyuntikkanobat anti stres agar burung lebih tenang. Jika sudah benar-benar jodoh, ditandai dengan bercumbu, barulah dipindahkan ke kandang penangkaran.
Pakan, tentukan produktivitas
Jenis
paruh bengkok, kata Dewa Astawa, umumnya mengkonsumsi kacang-kacangan
dan buah-bua-an. Makanan ini diberikan ada yang dalam bentuk yang sudah
direbus dan masih kering (biji matahari, kenari seed dan millet). Pakan
basah dan kering sebaiknya diberikan secara berdampingan.
Jenis
kakatua doyan menyantap makanan basah dan kering. Sedangkan semua jenis
nuri di Bali Tropikana yang terdapat 60 jenis di antaranya nuri kepala
hitam yang laris diminati penghohi burung, justru hanya mengkonsumsi
makanan yang dalam kondisi cair. Makanan nuri yakni berbagai jenis sayur
yang berwarna hijau seperti bayam dan kangkung dan berbagai buah
seperti pisang, pepaya, apel dan jeruk. Ada yang dipotong-potong kecil
namun di Bali Tropikana lebih memilih diblender menyerupai jouce
ditambah dengan gula jawa.
Semua
burung yang ada di Bali Tropikana tidak mengonsumsi voer. Karena jika
memberikan voer mesti agak hati-hati, tidak boleh berlebihan apalagi
tersisa. Voor basah yang masih sisa di tempat atau di sekitar mulut
sampai esok hari akan mudah dihinggapi bakteri yakni membuat burung
menjadi sakit.