Thursday, January 8, 2009

Penangkaran Burung Branjangan


SERI BRANJANGAN (1)
KIAT MENANGKAR BRANJANGAN


Branjangan memiliki populasi yang mudah sekali berkembang di habitatnya. tetapi untuk menangkarnya gampang-gampang sulit. Burung branjangan di kalangan kicau mania masih tetap memiliki daya tarik tersendiri. Selain memiliki keistimewaan suara yang bisa menirukan berbagai jenis burung (bervariasi) dan mudah didapatkan, juga memiliki daya tarik gayanya yang suka ’ngeleper’ jika dipertemukan dengan burung sejenis lainnya di arena lomba. Populasi branjangan saat ini termasuk masih cukup banyak. Ini karena branjangan mudah sekali berkembang biak sekalipun di tempat yang tandus dan tidak memiliki pepohonan yang rindang.

Burung ini termasuk burung tanah, yang dalam istilah asingnya ’bushlark’ yang artinya burung semak kecil yang periang. Makanan utamanya biji-bijian, padi, serangga, dan pucuk tanaman muda. Jika sudah musim berkembang biak tiba, pada bulan Maret hingga September, dan masa puncak dari mulai Maret sampai Agustus, branjangan cepat sekali melakukan perkawinan dan bertelur hampir tiap bulan.

Di habitatnya branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di kawasan tanah gersang atau setengah kering, rumput, stepa, kawasan berbatu karang dan gunung pasir. Biasanya di Jawa jika musim tebang tebu dan musim petik kedelai, branjangan selalu muncul dan membuat sarang di tempat-tempat kering dan bebatuan. Kicauannya yang nyaring dan kadang dengan gayanya yang ngelepr menjadi hiburan tersendiri bagi petani tebu.

Burung petengger (passerin) di atas batu ini, berasal dari benua Asia dan Afrika. Di Indonesia branjangan mudah berkembang di daerah Jawa, Irian Jaya, Kalimantan Selatan dan Bali. Salah satu jenis branjangan yang biasa dikenal di kalangan mania burung di Indonesia adalah Mirafra Javanica.

Meskipun populasi branjangan tak pernah surut di habitat aslinya, namun untuk melakukan pengembakbiakan di alam buatan (tempat penangkaran) gampang-gampang sulit. Sebab branjangan gampang stress dan tidak mau berkembang biak jika kandanganya atau tempat sarangnya dijamah manusia. Apalagi jika saat mengerami telur, jangan sekali-kali orang asing memasuki kandangnya, bisa-bisa induk branjangan memecahkan telurnya.


Sumber: Kucica

PENANGKARAN KACER


PENANGKARAN KACER


1. Pemilihan Indukan

Memilih pasangan indukan Kacer perlu pengamatan yang cermat, karena ada beberapa ekor Kacer yang sulit dijodohkan. Untuk Kacer betina sebaiknya dipilih minimal berumur enam bulan, sedangkan yang jantan minimal satu tahun. Untuk Kacer betina sebaiknya dipilih yang agak jinak namun mempunyai sifat fighter yang cukup tinggi. Pemilihan indukan betina yang tidak terlalu jinak ini dimaksudkan agar tidak mengganggu proses pengeraman. Kacer betina yang dipilih juga sebaiknya merupakan hasil penangkaran atau yang pernah dipelihara sejak piyik. Pemilihan jantan tidaklah terlalu sulit apalagi kalau jantan tersebut merupakan burung tangkapan dari alam, karena jika jantan tersebut merupakan peliharaan dari piyik atau hasil penangkaran, sebaiknya sang jantan mulai dijodohkan dengan betinanya sejak masih kecil, hal tersebut dilakukan untuk mempermudah proses penjodohan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah faktor kesehatan agar proses kawin tidak mengalami hambatan, sedangkan faktor cacat tubuh pada Kacer tidak menjadi masalah serius, yang penting tidak mengganggu pada saat proses reproduksi. Selain hal tersebut di atas, kita juga bisa merujuk pada standar pemilihan Kacer untuk lomba, seperti postur tubuh, bentuk kepala, bentuk paruh dsb. Jadi burung Kacer yang pernah jadi jawara mempunyai potensi yang cukup baik untuk ditangkarkan, sehingga diharapkan akan lahir anakan Kacer yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata.
2. Proses Penjodohan

Proses penjodohan bisa dilakukan langsung di kandang besar, atau dengan pengenalan terlebih dahulu selama sekitar 7-10 hari, namun hal ini bukan menjadi patokan yang baku. Pada kasus yang lain proses pengenalan bisa sampai dua bulan. Proses pengenalan bisa dengan cara menggantang sangkar indukan saling berdekatan. Setelah kira-kira saling tertarik bisa sama-sama dilepas di kandang besar, namun biasanya sang betina dimasukkan ke kandang besar (penangkaran) terlebih dahulu dan sang jantan ditaruh di kandang besar tapi masih dalam sangkar hariannya, baru kemudian selang beberapa hari sang jantan bisa sama-sama dilepas dalam kandang besar. Beberapa penangkar sering merasa kesulitan dalam proses penjodohan ini, seringkali salah satu induknya mati, pada umumnya terjadi pada induk betina karena diserang oleh pasangannya, namun hal ini bisa dihindari jika kita sering melakukan pengontrolan terhadap pasangan indukan Kacer kita. Hal ini terjadi karena salah satunya lebih tinggi birahinya, atau sifat fighternya. Beberapa solusi yang biasa dipakai adalah dengan menurunkan porsi EF bagi Kacer yang terlalu birahi atau menambah porsi EF bagi Kacer yang kurang birahi, intinya adalah berusaha menyamakan kadar birahi Kacer sehingga akan seimbang. Jika hal tersebut tidak memecahkan masalah dan salah satu induk masih lebih ganas dibanding yang lain, sebaiknya segera dicarikan pasangan yang seimbang.
3. Kandang dan Sarang

Kandang yang digunakan untuk menangkarkan Kacer sebaiknya bentuk tertutup yang terbuat dari kombinasi tembok tanpa plester di bagian kiri, kanan dan belakang, rangka kayu serta bagian atas dan depannya menggunakan ram kawat, bagian atas bisa dibuatkan atap dari asbes. Dinding bata yang tanpa plester/pelur ini dimaksudkan agar kondisi kelembapan dan suhu udara lebih stabil. Ukuran yang digunakan cukup variatif mulai dari ukuran panjang 100 cm sampai 200 cm. Lebar mulai ukuran 90 cm sampai 150 cm. Tinggi mulai ukuran 170 cm sampai 200 cm. Kandang bisa dibuat di dalam maupun di luar ruangan. Untuk kandang yang diletakkan/dibuat di dalam ruangan perlu diperhatikan faktor cahaya dan sirkulasi udara. Pintu kandang bisa dibuat dua buah, satu pintu kecil berukuran lebar 12 cm dan tinggi 12 cm untuk mengontrol makanan dan air minum dan satu pintu besar berukuran lebar 40 cm dan tinggi 70 cm sebagai akses ke luar-masuk kandang untuk melakukan pengontrolan.

Kotak/tempat sarang bisa terbuat dari kotak kayu, ukurannya variatif misalnya dengan ukuran panjang 15 cm, lebar 15 cm dan tinggi 15 cm. Selain dari kotak kayu, sarang juga bisa dibuat dari potongan batang pohon kering yang diberi lubang dengan diameter 10 – 12 cm, dengan kedalaman sekitar 10 – 15 cm dengan dipotong sebelah sisinya agar memudahkan dalam pengontrolan. Tempat sarang bisa diletakkan di mana saja, namun berdasarkan pengalaman lebih bagus kalau sarang diletakkan di sudut belakang sebelah atas, karena lokasi tersebut membuat Kacer relatif lebih tenang saat mengerami telurnya. Didalam kandang juga sebaiknya diletakkan/dibuatkan tempat mandi bagi Kacer Bahan sarang bisa dari bahan yang kering seperti tangkai daun lamtoro, tangkai daun sengon, sabut kelapa, ijuk pohon aren atau daun cemara. Sebagian bahan sarang disebar di dasar kandang, sebagian lagi di taruh di tempat sarang, jika semua bahan ditaruh di tempat sarang, biasanya Kacer enggan untuk bertelur di sarang. Sekedar tips, untuk memudahkan dalam proses pembuatan sarang, bisa dibuatkan dua tempat sarang, dengan lokasi yang berbeda, jika nanti Kacer sudah menentukan pilihannya, sarang yang tidak dipergunakan bisa dilepas.

Setelah kawin dan membuat sarang, Kacer akan bertelur sebanyak kira-kira 3 butir dan proses pengeraman membutuhkan waktu 14 hari (dua minggu). Pengeraman ini dilakukan oleh sang betina.
4. Penyakit

Penyakit yang timbul biasanya menyerang mata, mata menjadi berair dan piyik tidak mau membuka mata. Penyakit ini bisa menimpa anakan yang baru menetas sampai berumur satu minggu. Gejala awalnya biasanya mata bengkak, lalu keluar cairan seperti nanah dan kadang darah. Meskipun begitu nafsu makan sang anak masih normal, sehingga pada saatnya ada yang dapat bertahan hidup namun dengan resiko mata cacat atau ukurannya tidak normal. Pengobatan untuk penyakit mata yang menyerang Kacer sampai tulisan ini disusun belum ada informasi yang signifikan yang bisa dijadikan acuan, akan tetapi ada hal yang bisa dilakukan untuk menghindari atau mencegah penyakit itu tidak semakin parah adalah membersihkan mata piyikan yang mulai terserang penyakit secara teratur dengan menggunakan kapas (cotton bud) yang telah ditetesi obat tetes mata yang biasa digunakan oleh manusia serta sering menjemur piyikan di bawah sinar matahari.
5. Pakan

Pakan utama sebaiknya berikan voer yang mempunyai kandungan protein yang tinggi yakni sekitar 18% - 20%, bisa juga diberikan pellet ikan sebagai alternatif. Sedangkan EF cukup diberikan 2-3 ekor jangkrik pada pagi dan sore hari, pada betina bisa diberikan lebih banyak untuk membantunya agar cepat bertelur. Multivitamin dan probiotik khusus untuk penangkaran juga perlu diberikan, pemberiannya bisa dilakukan dua kali dalam seminggu.
6. Perawatan Piyikan

Perawatan anak Kacer yang masih piyik bisa kita serahkan kepada induknya, tapi bisa juga kita rawat sendiri. Jika kita rawat maka sang induk berkesempatan untuk bereproduksi lagi. Yang perlu diperhatikan adalah saat mengambil piyik, harus hati-hati jangan sampai justru berakibat pada kematian.


Nara Sumber : Bambang-Is, Branjangan

pemeliharaan Jangkrik


Pemeliharaan jangkrik

1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa dalam pengelolaan peternakan jangkrik ini sanitasi merupakan masalah yang sangat penting. Untuk menghindari adanya zat-zat atau racun yang terdapat pada bahan kandang, maka sebelum jangkrik dimasukkan kedalam kandang, ada baiknya kandang dibersihkan terlebih dahulu dan diolesi lumpur sawah. Untuk mencegah gangguan hama, maka kandang diberi kaki dan setiap kaki masing-masing dimasukkan kedalam kaleng yang berisi air.

2. Pengontrolan Penyakit
Untuk pembesaran jangkrikn dipilih jangkrik yang sehat dan dipisahkan dari yang sakit. Pakan ternak harus dijaga agar jangan sampai ada yang berjamur karena dapat menjadi sarang penyakit. Kandang dijaga agar tetap lembab tetapi tidak basah, karena kandang yang basah juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit.

3. Perawatan Ternak
Perawatan jangkrik disamping kondisi kandang yang harus diusahakan sama dengan habitat aslinya, yaitu lembab dan gelap, maka yang tidak kalah pentingnya adalah gizi yang cukup agar tidak saling makan (kanibal).

4. Pemberian Pakan
Anakan umur 1-10 hari diberikan Voor (makanan ayam) yang dibuat darikacang kedelai, beras merah dan jagung kering yang dihaluskan. Setelah vase ini, anakan dapat mulai diberi pakan sayur-sayuran disamping jagung muda dan gambas. Sedangkan untuk jangkrik yang sedang dijodohkan, diberi pakan antara lain : sawi, wortel, jagung muda, kacang tanah, daun singkong serta ketimun karena kandungan airnya tinggi. Bahkan ada juga yang menambah pakan untuk ternak yang dijodohkan anatar lain : bekatul jagung, tepung ikan, ketan hitam, kuning telur bebek, kalk dan beberapa vitamin yang dihaluskan dan dicampur menjadi satu.

5. Pemeliharaan Kandang
Air dalam kaleng yang terdapat dikaki kandang, diganti setiap 2 hari sekali dan kelembapan kandang harus diperhatikan serta diusahakan agar bahaya jangan sampai masuk kedalam kandang.


HAMA DAN PENYAKIT
1. Penyakit, Hama dan Penyebabnya
Sampai sekarang belum ditemukan penyakit yang serius menyerang jangkrik. Biasanya penyakit itu timbul karena jamur yang menempel di daun. Sedangkan hama yang sering mengganggu jangkrik adalah semut atau serangga kecil, tikus, cicak, katak dan ular.

2. Pencegahan Serangan Hama dan Penyakit
Untuk menghindari infeksi oleh jamur, maka makanan dan daun tempat berlindung yang tercemar jamur harus dibuang. Hama pengganggu jangkrik dapat diatasi dengan membuat dengan membuat kaleng yang berisi air, minyak tanah atau mengoleskan gemuk pada kaki kandang.

PANEN
1. Hasil Utama
Peternak jangkrik dapat memperoleh 2 (dua) hasil utama yang nilai ekonomisnya sama besar, yaitu: telur yang dapat dijual untuk peternak lainnya dan jangkrik dewasa untuk pakan burung dan ikan serta untuk tepung jangkrik.

2. Penangkapan
Telur yang sudah diletakkan oleh induknya pada media pasir atau tanah, disaring dan ditempatkan pada media kain yang basah. Untuk setiap lipatan kain basah dapat ditempatkan 1 sendok teh telur yang kemudian untuk diperjual belikan. Sedangkan untuk jangkrik dewasa umur 40-55 hari atau 55-70 hari dimana tubuhnya baru mulai tumbuh sayap, ditangkap dengan menggunakan tangan dan dimasukkan ketempat penampungan untuk dijual.

Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas

Budidaya Jangkrik


PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA :
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Karena jangkrik biasa melakukan kegiatan diwaktu malam hari, maka kandang jangkrik jangan diletakkan dibawah sinar matahari, jadi letakkan ditempat yang teduh dan gelap. Sebaiknya dihindarkan dari lalu lalang orang lewat terlebih lagi untuk kandang peneluran. Untuk menjaga kondisi kandang yang mendekati habitatnya, maka dinding kandang diolesi dengan lumpur sawah dan diberikan daun-daun kering seperti daun pisang, daun timbul, daun sukun dan daun-daun lainnya untuk tempat persembunyian disamping untuk menghindari dari sifat kanibalisme dari jangkrik. Dinding atas kandang bagian dalam sebaiknya dilapisi lakban keliling agar jangkrik tidak merayap naik sampai keluar kandang. Disalah satu sisi dinding kandang dibuat lubang yang ditutup kasa untuk memberikan sirkulasi udara yang baik dan untuk menjaga kelembapan kandang. Untuk ukuran kotak pemeliharaan jangkrik, tidak ada ukuran yang baku. Yang penting sesuai dengan kebutuhan untuk jumlah populasi jangkrik tiap kandang.

Menurut hasil pemantauan dilapangan dan pengalaman. peternak, bentuk kandang biasanya berbentuk persegi panjang dengan ketinggian 30-50 cm, lebar 60-100 cm sedangkan panjangnya 120-200 cm. Kotak (kandang) dapat dibuat dari kayu dengan rangka kaso, namun untuk mengirit biaya, maka dinding kandang dapat dibuat dari triplek. Kandang biasanya dibuat bersusun, dan kandang paling bawah mempunyai minimal empat kaki penyangga. Untuk menghindari gangguan binatang seperti semut, tikus, cecak dan serangga lainnya, maka keempat kaki kandang dialasi mangkuk yang berisi air, minyak tanah atau juga vaseline (gemuk) yang dilumurkan ditiap kaki penyangga.

2. Pembibitan

1 Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Bibit yang diperlukan untuk dibesarkan haruslah yang sehat, tidak sakit, tidak cacat (sungut atau kaki patah) dan umurnya sekitar 10-20 hari. Calon induk jangkrik yang baik adalah jangkrik-jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas, karena biasanya memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik. Kalaupun induk betina tidak dapat dari hasil tangkapan alam bebas, maka induk dapat dibeli dari peternakan. Sedangkan induk jantan diusahakan dari alam bebas, karena lebih agresif.

Adapun ciri-ciri indukan, induk betina, dan induk jantan yang adalah sebagai berikut:
a. Indukan:

*
sungutnya (antena) masih panjang dan lengkap.
*
kedua kaki belakangnya masih lengkap.
*
bisa melompat dengan tangkas, gesit dan kelihatan sehat.
*
badan dan bulu jangkrik berwarna hitam mengkilap.
*
pilihlah induk yang besar.
*
dangan memilih jangkrik yang mengeluarkan zat cair dari mulut dan duburnya apabila dipegang.

b. Induk jantan:

*
selalu mengeluarkan suara mengerik.
*
permukaan sayap atau punggung kasar dan bergelombang.
*
tidak mempunyai ovipositor di ekor.
*
Induk betina:
*
tidak mengerik.
*
permukaan punggung atau sayap halus.
*
ada ovipositor dibawah ekor untuk mengeluarkan telur.

2. Perawatan Bibit dan Calon Induk
Perawatan jangkrik yang sudah dikeluarkan dari kotak penetasan berumur 10 hari harus benar-benar diperhatikan dan dikontrol makanannya, karena pertumbuhannya sangat pesat. Sehingga kalau makanannya kurang, maka anakan jangkrik akan menjadi kanibal memakan anakan yang lemah. Selain itu perlu juga dikontrol kelembapan udara serta binatang pengganggu, yaitu, semut, tikus, cicak, kecoa dan laba-laba. Untuk mengurangi sifat kanibal dari jangkrik, maka makanan jangan sampai kurang. Makanan yang biasa diberikan antara lain ubi, singkong, sayuran dan dedaunan serta diberikan bergantian setiap hari.

3. Sistem Pemuliabiakan
Sampai saat ini pembiakan Jangkrik yang dikenal adalah dengan mengawinkan induk jantan dan induk betina, sedangkan untuk bertelur ada yang alami dan ada juga dengan cara caesar. Namun risiko dengan cara caesar induk betinanya besar kemungkinannya mati dan telur yang diperoleh tidak merata tuanya sehingga daya tetasnya rendah.

4. Reproduksi dan Perkawinan
Induk dapat memproduksi telur yang daya tetasnya tinggi ¡Ó 80-90 % apabila diberikan makanan yang bergizi tinggi. Setiap peternak mempunyai ramuan-ramuan yang khusus diberikan pada induk jangkrik antara lain: bekatul jagung, ketan item, tepung ikan, kuning telur bebek, kalk dan kadang-kadang ditambah dengan vitamin. Disamping itu suasana kandang harus mirip dengan habitat alam bebas, dinding kandang diolesi tanah liat, semen putih dan lem kayu, dan diberi daun-daunan kering seperti daun pisang, daun jati, daun tebu dan serutan kayu.
Jangkrik biasanya meletakkan telurnya dipasir atau tanah. Jadi didalam kandang khusus peneluran disiapkan media pasir yang dimasukkan dipiring kecil. Perbandingan antara betina dan jantan 10 : 2, agar didapat telur yang daya tetasnya tinggi. Apabila jangkrik sudah selesai bertelur sekitar 5 hari, maka telur dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan induknya kemudian kandang bagiab dalam disemprot dengan larutan antibiotik (cotrymoxale).Selain peneluran secara alami, dapat juga dilakukan peneluran secara caesar. Akan tetapi kekurangannya ialah telur tidak merata matangnya (daya tetas).

5. Proses kelahiran
Sebelum penetasan telur sebaiknya terlebih dahulu disiapkan kandang yang permukaan dalam kandang dilapisi dengan pasir, sekam atau handuk yang lembut. Dalam satu kandang cukup dimasukkan 1-2 sendok teh telur dimana satu sendok teh telur diperkirakan berkisar antara 1.500-2.000 butir telur. Selama proses ini berlangsung warna telur akan berubah warna dari bening sampai kelihatan keruh. Kelembaban telur harus dijaga dengan menyemprot telur setiap hari dan telur harus dibulak-balik agar jangan sampai berjamur. Telur akan menetas merata sekitar 4-6 hari.

BUDIDAYA TERNAK JANGKRIK


MAKANAN & KESEHATAN
BUDIDAYA TERNAK JANGKRIK (GRYLLUS MITRATUS BURM)

JENIS
Ada lebih dari 100 jenis jangkrik yang terdapat di Indonesia. Jenis yang banyak dibudidayakan pada saat ini adalah Gryllus Mitratus dan Gryllus testaclus, untuk pakan ikan dan burung. Kedua jenis ini dapat dibedakan dari bentuk tubuhnya, dimana Gryllus Mitratus wipositor-nya lebih pendek disamping itu Gryllus Mitratus mempunyai garis putih pada pinggir sayap punggung, serta penampilannya yang tenang.

MANFAAT
Jangkrik segar yang sudah diketahui baik untuk pakan burung berkicau seperti poksay, kacer dan hwambie serta untuk pakan ikan, baik juga untuk pertumbuhan udang dan lele dalam bentuk tepung.

PERSYARATAN LOKASI
1. Lokasi budidaya harus tenang, teduh dan mendapat sirkulasi udara yang baik.
2. Lokasi jauh dari sumber-sumber kebisingan seperti pasar, jalan raya dan lain sebagainya.
3. Tidak terkena sinar matahari secara langsung atau berlebihan.

Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas

Mempersiapkan Tledekan ke Arena Lomba


Mempersiapkan Tledekan ke Arena Lomba


Burung Tledekan dari segi fisik memang tidak begitu besar, namun memiliki sifat figthter (petarung). Makanan utamanya adalah kroto. Master yang baik untuk tledekan adalah antara lain : Cucak jenggot, Cililin, Love bird, Hma Mei, Kacer, Kenari. Perawatan sehari-hari burung tledekan adalah sebagai berikut :

1. Pagi jam 06.00 burung dikeluarkan dari dalam rumah, kemudian buka kerodongnya biarkan bunyi-bunyi dulu untuk beberapa menit. Jam 06.30 burung di mandikan. Cara memandikannya bisa dengan disemprot handspray atau dengan menyediakan bak mandi kecil di dalam sangkarnya. Namun bisa juga di masukkan ke dalam bak keramba jika ia mau mandi sendiri. Jangan lupa untuk membersihkan sangkar, hilangkan semua kotoran yang melekat di kandang tersebut. Ada baiknya bila sangkar di bersihkan dengan menggunakan air yang mengandung antiseptik seperti : Aksepto Rodalon.
2. Jam 07.00 burung tledekan di jemur selama 3 jam. Sebelum dijemur berikan jangkrik 3 ekor, kroto sepenuh tempat makanannya (cepluk). Setelah proses penjemuran selesai kandang burung di turunkan dan jangan langsung di kerodong, biarkan di teras dulu beberapa menit untuk di angin-anginkan. Setelah dirasa cukup barulah di kerodong kembali untuk istirahat.
3. Jam 15.00, Burung tledekan di keluarkan lagi, buka kerodong sangkar kemudian dianginkan lebih kurang 10 menit. Setelah itu burung di mandikan kembali sama halnya seperti pada pagi hari. Jam 15.30 burung di jemur hingga 17.00. Sebelum di kerodong cek makanannya. Kroto diberikan kembali apabila sudah habis dan tambahkan jangkrik 2 ekor. Barulah setelah itu di kerodong.
4. No: 1 sampai dengan 3 dilakukan setiap hari dimulai dari : Senin hingga Kamis. Mulai hari Jum'at dan sabtu setelah di buka kerodong dan dianginkan lantas di mandikan sebelum di jemur berikan jangkrik : 5 ekor dan ulat hongkong 3 ekor serta kroto sepenuh tempatnya. Proses penjemuran bisa di tambah apabila memang tledekan tersebut tahan panas. Setelah di rasakan cukup lama turunkan kandang dari gantangan, di anginkan sebentar dan setelah 10 menit, tutup kandang dengan kerodong. Istirahatkan burung di dalam rumah. Sore hari jam 15.00 burung tledekan keluarkan kembali untuk mandi dan jemur serta extra fooding jangkrik dan ulat hongkong berikan kembali dengan takaran sama dengan menu pagi yaitu : 5 ekor jangkrik dan 3 ekor ulat hongkong.
5. Minggu pagi jam 06.00 burung seperti biasa keluarkan dari rumah dianginkan dan tidak usah di mandikan , cukup bersihkan kandang dan periksa makanan serta minumannya. kroto berikan sepenuh tempat makanannya, jangkrik 5 ekor dan ulat hongkong ditambah 5 ekor setelah itu kerodong kembali. Burung siap di bawa ke arena lomba.
by.kicaumania.blogspot.com

Merawat & Melatih Burung Cendet



Merawat & MelatihCendet Setelah Ngurak

Cendet adalah burung sawah yang dapat menirukan suara burung jenis lain. Oleh karena itu Cendet mendapat julukan si burung sawah yang cerdas. Suara khasnya memang kurang enak bila di dengar, namun apabila ia sudah dimaster dengan suara burung lain maka suara yang dinyanyikannya akan semakin indah dan enak di dengar. Master yang baik untuk burung cendet ini adalah : cucak jenggot, love bird, cililin, belalang, burung gereja (sedang tarung), branjangan, ciblek, kenari dan jalak uret. Apabila cendet kesayangan Anda memiliki semua jenis suara burung master tersebut maka tinggal bagaimana melatih mentalnya saja agar tidak drop ketika berada di arena lomba atau kontes burung berkicau.

Menu utama pakan burung cendet adalah jangkrik. Disamping jangkrik extrafooding lainnya juga perlu diberikan semisal : kroto & ulat hongkong. Voer yang diberikan harus memiliki kandungan protein dan gizi yang baik. Merk tak jadi masalah boleh apa saja.

Ciri khas burung cendet adalah ekornya yang panjang dan akan meliuk-liuk jika sedang berbunyi. Sifat asli burung cendet adalah galak dan jika mematuk biasanya dia akan sekaligus menggigit dengan paruhnya yang tajam dan meninggalkan bekas gigitannya ditangan.
Namun apabila burung cendet ini kita pelihara sejak piyikan maka sifat galaknya akan sedikit hilang bahkan burung ini jika melihat tangan kita mendekat ia akan langsung turun seolah-oleh kita akan memberinya makan (jangkrik atau ulat).

Perawatan Cendet untuk sehari-hari ala penulis blog ini :

1. Jam 06.30 Burung dikeluarkan dari dalam rumah, kemudian buka krodong. Biarkan bunyi sampai jam 07.00. Kemudian baru dimandikan (disemprot).
2. Setelah dimandikan berikan jangkrik 10 ekor dan telor semut (kroto) secukupnya (1 sendok makan) itu sudah cukup, lalu dijemur hingga jam 12.00 siang. Setelah itu ambil kandang dan biarkan dulu dianginkan di teras rumah lebih kurang 15 menit. Kemudian tutup kandang dengan kerodong.
3. Jam 15.00 sore kandang burung kembali di buka kerodongnya dan langsung dijemur. Lantas burung dimandikan beri jangkrik 5 ekor dan kroto 1 sendok makan, langsung jemur. Proses penjemuran sampai jam 16.00 sore. Setelah itu burung di kerodong kembali dan tempatkan di dalam ruangan untuk istirahat.
4. Perawatan di atas dilakukan mulai dari hari Senin s.d. Kamis. Untuk hari Jum'at dan Sabtu menu jangkrik ditambah biasanya pagi : 10 ekor di tambah menjadi 15 ekor dan sore biasanya 5 ekor ditambah menjadi 7 ekor serta diberi ulat hongkong 3 ekor pagi dan 3 ekor sore hari.
5. Hari Minggu ketika burung akan di lombakan pemberian jangkrik dan kroto tetap hanya ditambah ulat hongkong 5 ekor menjelang lomba. Setelah lomba kaki cendet disemprot dan kembali di beri jangkrik 5 ekor. serta ulat hongkong 3 ekor.

Burung biasanya dilombakan 2 x dalam 1 bulan ini bertujuan agar stamina burung cendet tetap stabil. Bila stamina kurang baik akan dapat mempengaruhi mental dari burung cendet itu sendiri.

Merawat dan Melatih Cendet pasca ngurak harus lebih intensif lagi. Dikarenakan biasanya burung yang selesai ngurak staminanya masih lemah dan mentalnya sedikit ngedrop bila di hadapkan dengan burung sejenisnya. Burung cendet yang baru saja selesai mengalami proses ngurak harus lebih banyak asupan nutrisinya. Extra fooding seperti jangkrik diberikan sesuai / sama dengan takaran yang sama dengan sebelum ngurak begitu juga dengan yang lainnya. Burung-burung master usahakan selalu ditempel di dekat kandang cendet. Ini bertujuan agar suara isian tidak hilang.

Tips-tips Merawat Cucak Hijau



Tips Merawat Cucak Hijau Agar Tampil Ngentrok

Sepertinya kurang sempurna bila Cucak Hijau berkicau tidak mengeluarkan gaya ngentroknya. Bila cucak hijau Anda ingin tampil ngentrok berikut ini saya memberikan tips seputar perawatan cucak hijau agar penampilannya semakin memukau ketika di lapangan.

Hal yang harus dilakukan adalah :
1. Pagi jam 6.00 bila cuaca cerah (tidak mendung atau dingin) , burung di keluarkan dari dalam rumah kemudian buka kerodong sangkar. biarkan berkicau.
2. Jam 7.00 burung mulai dimandikan dengan cara dimasukkan ke dalam bak keramba (tempat mandi burung). Biarkan mandi sepuasnya. Dengan catatan kondisi cuaca baik.
3. jam 7.30 burung dijemur. Berikan jangkrik 3 - 5 ekor kroto, kroto 1 sendok teh buah jika sudah busuk ganti dengan yang segar. Buah diganti setiap hari dengan diselang-seling. Buah yang diberikan biasanya pisang dan apel.
4. Berikan ulat bumbung 1 ekor. pemberikan ulat bumbung diberikan 3 x dalam 1 minggu.
5. Setelah burung dijemur sekita 2 - 3 jam (tergantung kondisi burung tersebut tahan jemur lama apa tidak). Turunkan sangkar lantas dianginkan beberapa menit setelah itu dikerodong.
6. Sore harinya sekitar Jam 15.00 atau 15.30. Burung siap untuk dimandikan lagi. Sama seperti pagi hari. Saat di jemur berikan jangkrik 3 ekor sambil di cek voor dan air minumnya.
7. Menjelang lomba (H-3) perlakuan mandi jemur sama, namun pemberian extra fooding seperti jangkrik di tambah pagi 7 - 10 ekor, sore 7 - 10. Berikan tambahan seperti ulat hongkong 3 ekor guna memacu daya tempur saat dilapangan.
8. Pada Hari (H-1) menjelang lomba , burung hanya dimandikan lantas dijemur extra fooding sama dengan point 7. Namun setelah dijemur dan anginkan kerodong sangkar hingga besok pagi.
9. Pada hari H sebelum berangkat , bersihkan kotoran, cek voor dan buah ganti yang segar. Berikan jangkrik 7 - 10 + ulat bumbung 1 + 3 ulat hongkong. Tanpa di Mandikan atau dijemur.

by kicauburung.blogspot.com

Wednesday, January 7, 2009

MENENTUKAN JENIS KELAMIN KENARI


MENENTUKAN JENIS KELAMIN KENARI (ALA OM BUDIKENARI)


Apabila kita sudah terbiasa berproduksi burung kenari dan sudah banyak sangkar yang siap menetas maka Semakin cepat anda dapat menentukan jenis kelamin kenari muda maka akan lebih baik. Ada banyak cara untuk menentukannya. Saya akan membeberkan sedikit tips:

1. Sejak usia 3 hari pembuluh vena di sebelah perut akan turun menuju “ vent ( lubang angin / dubur ) dan akan menuju bagian depan dari “ vee “ yang ada dibagian depan “vent ,ini nampak pada burung kenari jantan yang masih muda. Tapi pembuluh vena ini tidak akan tampak pada kenari betina. Walaupun pembuluh ini ada di seluruh kenari jantan , akan lebih baik jika menganalisanya sebelum kenari jantan tersebut tumbuh bulu.

2. Pada 5- 8 hari ,ambil semua anak-anak kenari yang terdapat pada sarang yang sama (satu indukan ) taruh ke handuk dan sejajarkan seperti posisi kuda balap yang ada pada pacuan kuda. Yang melompat paling jauh adalah kenari jantan.

3. Burung- burung tersebut jika diperhatikan mempunyai pusat kaki bawah yang panjang sementara yang lainnya punya 3 telapak kaki yang memiliki panjang yang sama. Salah satu yang memiliki pusat kaki yang panjang akan sulit untuk bergabung dengan yang lain dan ini adalah kenari jantan. Kenari betina lebih mudah untuk bergabung karena ketiga telapak kakinya memiliki ukuran yang sama.

4. Liatlah bagian tulang belakang mereka. Disepanjang tulang belakang kenari jantan warnanya lebih kaku dan lebih pekat . Untuk yang betina warnanya kaku dan pekatnya tidak sampai sepanjang tulang belakang. Dengan cara itu bisa di identifikasi .

5. Sebelum anaka-anak kenari tersebut berbulu. Liatlah ke bagian kepala mereka .Untuk yang jantan lebih pipih ( datar ).Untuk yang betina lebih bulat.

6. Sekitar usia 6 – 7 hari.anak2 kenari tersebut mulai membuka mata . Jika jantan maka matanya sejajar dengan paruhnya. Untuk yang betina ,letak mata diatas paruh yang menyebabkan tampilan kepalanya lebih bundar.

7. Ketika anak2 kenari diberi makan disarangnya oleh induknya .perhatikan tingkah laku anak2 tersebut. Yang berdiri paling tinggi , teriak paling keras dan yang paling ingin diberi makan duluan itu berarti yang jantan. Yang betina kakinya lebih pendek makanya mereka tidak berdiri tinggi dan karenanya mereka diberi makan lebih sedikit dibanding yang jantan.

8. Usia 28- 30 hari beberapa kenari2 muda terlihat mempraktekkan suara mereka untuk berkicau dengan baik. Bukan yang paling awal berkicau itu yang terlihat paling baik ,burung 2 tersebut hanya suka berlatih berkicau lebih awal saja.

9. Sekitar 5 bulan atau 5 bulan lebih 2 minggu, kenari jantan bisanya warnanya lebih terang .pada bagian tertentu warnanya lebih tajam khususnya dibagian dekat kepala. Pusat kepala pada burung kenari betina yang berwarna kuning akan menjadi sangat terang.

10. seandainya usia 6 bulan belum ketahuan jenis kalaminnya ,kenari2 yang dicampur diantara kenari 2 maka. Kenari betina akan duduk lebih rendah lebih dikarenakan struktur badannya. Dan juga biasanya kenari betina akan berkelahi dengan kenari jantan ketika ingin berkicau atau mempraktekan suaranya. Meskipun sang betina dalam kondisi tidak sedang dalam masa bertelur dan ini hanya sekedar ingin berkicau saja.



Salam
Budikenari-Sumekar

Ciri-ciri BURUNG BAKALAN yang sehat

BURUNG BAKALAN


Beberapa rekan kadang bertanya tentang arti burung bakalan muda hutan dan bakalan muda biasa. Jika kita pergi ke kios atau pasar burung maka kita acap di tawarkan burung dengan sebutan atau istilah burung jadi, burung bakalan, burung bakalan muda hutan. Bagi pecinta burung yang sudah berpengalaman biasanya akan dengan mudah dapat membedakan antara burung jadi, muda hutan atau bakalan. Namun bagi pecinta burung pemula perlu kiranya diketahui perbedaan arti dari istilah-istilah tersebut.

Burung Jadi
Adalah burung yang sudah pandai dan rajin berkicau. Biasanya perawatan burung jadi sudah terpola seperti telah makan voer dan menunjukan tingkah laku yang jinak atau tidak terlalu liar. Memiliki perbendaharaan kicauan yang variatif dan bermental baik.
Catatan tambahan:
Untuk kasus khusus, ada "burung jadi" yang sedang dalam kondisi moulting/ganti bulu. Burung dalam kondisi seperti ini umumnya tidak mau bunyi atau kalau bunyi tidak sebagaimana kondisi ketika dia fit.
Tanda-tanda burung sedang moulting adalah banyak bulu kecil dan/atau besar yang rontok (proses ngurak/rontok bulu); atau sudah tidak ada yang rontok tetapi bulu belum tumbuh sempurna yang dicirikan dengan adanya (entah banyak atau sedikit) bulu-bulu yang masih terbungkus lapisan lilin/tanduk.
Burung pasca-moulting juga biasanya ada yang belum mau berkicau secara maksimal karena kondisi tubuhnya belum fit benar, seperti kegemukan, atau posisi batang bulu belum kuat. Jika "burung jadi" dalam kondisi seperti ini dipaksa untuk ditarungkan, akan menyebabkan bulu bisa rontok lagi.

Burung bakalan ’biasa’
Burung bakalan biasa dapat diartikan sebagai burung piyikan yang berasal dari hasil tangkaran atau burung yang berasal dari tangkapan alam namun berusia masih sangat muda (piyikan atau belum mengalami masa ganti bulu). Burung seperti inilah yang disebut burung trotol/trotolan.
Secara rata-rata kelebihan bakalan muda biasa adalah lebih mudah jinak dan mudah beradaptasi dengan pola rawatan dan kondisi lingkungan sekitar.

Burung bakalan Muda Hutan
Burung bakalan muda hutan adalah burung hasil tangkapan alam yang berusia lebih tua/remaja dan biasanya sudah mengalami masa moulting (ganti bulu). Bahkan terkadang kita dapati pedagang menawarkan pada kita burung yang sudah berumur tua dengan sebutan burung muda hutan.
Secara rata-rata kelebihan burung Muda Hutan adalah memiliki suara ’khas’. Biasanya burung muda hutan akan membawa ciri kondisi lingkungan sekitarnya saat burung tersebut ditangkap.
Untuk jalak suren terkenal dengan sebutan ’suara alas’ meski saat ini tidak dapat ditemukan lagi jalak suren jawa hasil tangkapan hutan/sawah karena sudah punah. Kalau ada jalak suren bersuara alasan, biasanya karena termaster oleh indukan (bapak/ibu atau kakek/neneknya) atau juga dimaster menggunakan suara jalak suren lewat kaset dsb. Beberapa pecinta burung murai batu mencari burung muda hutan yang memiliki suara khas, seperti suara pekikan elang atau siamang. Untuk burung mimikri (burung yang pandai menirukan suara burung lain) burung muda hutan dapat mengindikasikan asal dari burung tersebut. Burung berkicau muda hutan rata-rata memiliki suara yang kaya akan variasi (suara hutan) dan volume suaranya biasanya lebih keras. Hal ini dimungkinkan karena burung tangkapan muda hutan terbiasa terbang bebas yang membuat otot dadanya menjadi lebih terlatih semenjak usia kecil.
Kekurangan dari burung muda hutan adalah jika kita mendapatkan burung muda hutan yang bermental kurang baik. Jika kita mendapatkan burung dengan mental yang kurang baik, mengakibatkan burung tersebut terlihat sangat liar dan menabrak-nabrak sangkar, bahkan ada yang sama sekali tidak mau makan yang ujungnya dapat mengakibatkan kematian.

Ciri burung Bakalan yang berusia Muda
Penting untuk mengetahui ciri-ciri burung bahan, baik bakalan biasa atau bakalan muda hutan masih berusia muda, untuk menghindari praktek penipuan yang tidak kita inginkan. Umumnya burung bahan yang sudah berusia tua lebih sukar untuk dibentuk (dijinakan atau dimaster suaranya), Burung tangkapan yang sudah tua biasanya lebih mudah stress dan tampilannya liar serta kemampuan variasi kicauannya sulit untuk di kembangkan.

Ciri umum burung bakalan muda adalah sebagai berikut :

1. Kaki, Perhatikan Kakinya. Kaki burung bakalan yang relatif masih muda biasanya masih basah mulus dan belum bersisik serta bercorak bersih. Hanya saja, secara umum, tidak ada burung tangkapan hutan yang meskipun berusia tua kakinya bersisik.
2. Paruh, paruh burung bakalan yang relatif muda biasanya masih terlihat basah pada bagian pangkal mulutnya. Paruh burung muda biasanya terlihat tipis dan panjang serta berwarna lebih muda ketimbang yang berusia tua.
3. Burung bakalan yang berumur muda biasanya tidak seliar burung tangkapan yang sudah dewasa.
4. Kuku, burung yang telah memiliki kuku kaki yang panjang biasanya sudah berumur tua. Dalam kasus tertentu, ada juga burung hasil tangkaran meski masih usia muda tetapi kukunya relatif cepat panjang. Hal ini memerlukan terapi tersendiri.


Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam membeli burung bakalan :
1. Jantan

Pastikan burung bakalan yang kita pilih adalah berkelamin jantan jika untuk kicauan. Kecuali untuk burung yang diketahui walaupun berkelamin betina namun tetap memiliki kicauan yang baik seperti burung cucak rawa, love bird dan lainnya. Kalau untuk tujuan penangkaran, pastikan mendapatkan jantan atau betina yang sehat.

2. Berpenampilan sehat

Pengertian sehat dapat dicirikan dengan gerakan burung relatif tenang dan stabil, bergerak tidak berlebihan. Burung yang bergerak secara berlebihan dapat menandakan burung tersebut sedang stress atau sebaliknya burung terlihat lemas yang dapat menandakan burung tersebut sedang dalam kondisi tidak sehat. Burung bakalan yang tidak sehat juga dapat dilihat dari warna bulu yang terlihat kusam dan kondisi bulu yang mengembang. Burung bakalan yang tampak sayapnya turun ke bawah dan bulu kepada berdiri dan leher di pendekan seperti dalam kondisi kedinginan serta mata yang sering terlihat seperti mengantuk, maka dapat dipastikan burung tersebut dalam kondisi sakit. Burung dalam kondisi seperti ini sebaiknya tidak dibeli. Sinar mata burung yang sehat biasanya terlihat jernih dan tajam serta bulunya sempurna dan berkilau.

3. Burung Tidak Cacat

Pilihlah burung yang anggota tubuhnya dalam kondisi baik, tidak buntung pada jari jemarinya, mata yang sehat, tidak terkena penyakit katarak atau buta, saya terlihat kokoh dan paruh utuh.
Penampilan fisik tubuh kicauan yang sempurna akan menambah daya tarik bagi pemeliharanya, lebih jauh jika burung tersebut dilombakan akan membawa kebanggan bagi pemiliknya. Cacat tubuh pada burung dapat dikarenakan beberapa hal, seperti terjerat jala saat penangkapan atau burung kurang baik pada saat distribusi ke kios/pedagang atau juga dapat karena burung terlampau liar sehingga menabrak atau tersangkut pada jeruji sangkar.

4. Bentuk Fisik yang mempunyai ciri khusus dan proporsional

Masing masing jenis burung mempunyai ciri khusus untuk menunjukan bahwa burung tersebut adalah burung bakalan yang baik. Namun secara umum ciri fisik burung bakalan yang baik adalah sebagai berikut :

* memiliki dada yang bidang
* mata yang jernih dan tajam
* kaki yang kokoh serta cengkraman yang kuat
* body yang lencir (besar dan panjang namun terlihat gagah)
* bulu yang mengkilat
* Paruh, pilihlah yang posisinya proporsional.
* pada burung tertentu seperti murai batu, pilihlah burung dengan kepala papak yang biasanya mengidisikan mental yang baik.
* pilihlah burung yang memiliki lubang hidung yang kecil, menurut pengalaman penulis, burung yang memiliki lubang hidung yang kecil biasanya akan berkicau panjang dan kristal.


Catatan khusus: Untuk trend penghobi saat ini, misalnya penghobi Anis Merah (AM), pemilihan fisik AM jantan justru tidak mengikuti "pakem" tersebut. Sebab, telah berkembang pola penilaian AM yang lebih memberi poin penting untuk gaya teler. Gaya teler aneh (mbebek, doyong dsb) biasanya dihasilkan oleh AM yang berpenampilan fisik tidak proporsional. Misalnya, leher pendek, cara berdiri ndlosor tidak tegak, kepala terlihat pipih, kaki tidak membentuk huruf I kembar tetapi membentuk huruf X dan sebagainya.
AM-AM dengan penampilan gagah, panjang/lencir, cenderung bergaya teler nekuk leher secara ketat (klasik).

5. Rajin Ngeriwik (berkicau)

Akan lebih baik jika kita dapati burung bakalan yang kita beli telah rajin ngeriwik (berkicau secara perlahan) rajin untuk belajar berkicau atau bahkan mau berkicau. Sukur-sukur kita mendapatkan burung dengan volume diatas rata-rata yang dapat menjadi modal jika nantinya kita berniat untuk mengikutsertakan burung tersebut ke pentas lomba. Untuk burung piyik, pilihlah burung yang jika diberi makanan dia akan merengek lebih keras dan terlihat mendominasi burung lainnya.

Indraf & Duto SC