Thursday, January 8, 2009

Penangkaran Burung Branjangan


SERI BRANJANGAN (1)
KIAT MENANGKAR BRANJANGAN


Branjangan memiliki populasi yang mudah sekali berkembang di habitatnya. tetapi untuk menangkarnya gampang-gampang sulit. Burung branjangan di kalangan kicau mania masih tetap memiliki daya tarik tersendiri. Selain memiliki keistimewaan suara yang bisa menirukan berbagai jenis burung (bervariasi) dan mudah didapatkan, juga memiliki daya tarik gayanya yang suka ’ngeleper’ jika dipertemukan dengan burung sejenis lainnya di arena lomba. Populasi branjangan saat ini termasuk masih cukup banyak. Ini karena branjangan mudah sekali berkembang biak sekalipun di tempat yang tandus dan tidak memiliki pepohonan yang rindang.

Burung ini termasuk burung tanah, yang dalam istilah asingnya ’bushlark’ yang artinya burung semak kecil yang periang. Makanan utamanya biji-bijian, padi, serangga, dan pucuk tanaman muda. Jika sudah musim berkembang biak tiba, pada bulan Maret hingga September, dan masa puncak dari mulai Maret sampai Agustus, branjangan cepat sekali melakukan perkawinan dan bertelur hampir tiap bulan.

Di habitatnya branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di kawasan tanah gersang atau setengah kering, rumput, stepa, kawasan berbatu karang dan gunung pasir. Biasanya di Jawa jika musim tebang tebu dan musim petik kedelai, branjangan selalu muncul dan membuat sarang di tempat-tempat kering dan bebatuan. Kicauannya yang nyaring dan kadang dengan gayanya yang ngelepr menjadi hiburan tersendiri bagi petani tebu.

Burung petengger (passerin) di atas batu ini, berasal dari benua Asia dan Afrika. Di Indonesia branjangan mudah berkembang di daerah Jawa, Irian Jaya, Kalimantan Selatan dan Bali. Salah satu jenis branjangan yang biasa dikenal di kalangan mania burung di Indonesia adalah Mirafra Javanica.

Meskipun populasi branjangan tak pernah surut di habitat aslinya, namun untuk melakukan pengembakbiakan di alam buatan (tempat penangkaran) gampang-gampang sulit. Sebab branjangan gampang stress dan tidak mau berkembang biak jika kandanganya atau tempat sarangnya dijamah manusia. Apalagi jika saat mengerami telur, jangan sekali-kali orang asing memasuki kandangnya, bisa-bisa induk branjangan memecahkan telurnya.


Sumber: Kucica