Monday, November 6, 2006

Sarang


Oleh-oleh dari sekitar rumah. Ternyata salah satu pohon mangga yang ada di areal kosong di depan rumah tempat tinggal saya menjadi favorit bagi beberapa jenis burung kecil, seperti: Burung madu, Cabai, burung Gereja, Kacamata, serta Bondol.
Apa gerangan yang membuat burung-burung ini menyukai pohon mangga tersebut? Buah? bukankah burung-burung itu suka berkerumun di pohon yang banyak bunga dan buahnya? ternyata tidak. Bahkan selama pengamatan saya, pohon mangga ini belum pernah berbunga, apalagi berbuah. Lantas apa yang menarik burung-burung tersebut lalu lalang, keluar masuk dari pohon mangga tersebut? Entahlah. Hal itulah yang membawa langkah saya untuk mengamati dari dekat, ada apa dengan pohon mangga tersebut?
Perlahan-lahan sambil mengendap-ngendap, saya menghampiri pohon mangga tersebut. Beruntung itu bukan di halaman tetangga, kalau iya, tamatlah saya digebukin warga karena dianggap pencuri.
Di dekat batu besar, di bawah pohon mangga tersebut saya berhenti, intip sana, intip sini, sesekali saya gunakan jendela intip kamera untuk melihat benda yang agak jauh, hingga akhirnya... ketemu.


Ya, saya melihat sarang burung, tidak jauh di atas kepala saya (sekitar 3 meter dari tanah), diantara rimbunan daun, diujung cabang pertama. Dari bentuknya serta susunan material sarang tersebut, saya berkesimpulan ini bukanlah sarang burung madu dan juga bukan sarang Punai (seperti yang ini). Dari pengamatan saya, sarang tersebut tersusun dari dedaunan kering (yang sudah tercabik-cabik), rumput-rumput kering (seperti alang-alang) dan ada juga bahan seperti kapas (tapi bukan kapas), mungkin bunga alang-alang. Sarang itu pun tidak digantung di cabang atau ranting (layaknya sarang burung madu), akan tetapi diletakkan dengan rapi di antara ranting-ranting pohon. Dari bawah, Saya coba mencari lubang masuk ke sarang tersebut, tapi gagal. Tampaknya sebagian besar sarang tertutup, dengan pintu (lubang masuk) pada salah satu sisinya.

Lantas, milik jenis burung manakah sarang misterius ini?

Saat mengamati sarang tersebut, tiba-tiba terdengar beberapa ekor burung datang dan hinggap pada sisi lain pohon mangga tersebut. Saya pun kembali bersembunyi di balik batu besar dan berharap diantara mereka adalah pemilik sarang "misterius" ini.
Tak berapa lama kemudian, beberapa ekor burung mendekat ke sarang. Sambil menahan nafas, Saya mengintip dari balik batu dengan kamera yang siap di bidik, dan lalu... dapat.

munia

Dari balik jendela intip kamera, saya berhasil mengidentifikasi seekor burung kerukuran kecil (kira-kira 10 cm), paruh abu-abu-keputihan, bagian atas coklat, bagian bawah putih bersisik gelap. Yap, tidak salah lagi, itulah Bondol peking Lonchura punctulata. Salah satu jenis yang umum di jumpai di habitat padang ilalang dan semak belukar. Dengan kamera di tangan, saya lantas mengabadikan beberapa momen dari si Bondol peking. Hingga mereka pergi meninggalkan sarangnya untuk mengambil material lainnya yang tertinggal.

Selesai? ternyata belum. Setelah bangkit dari balik batu, saya mengitari pohon mangga tersebut. Dan kembali saya berhasil menemukan satu lagi sarang burung. Kali ini di cabang tertinggi dari pohon mangga.

Sedikit berbeda dari sarang yang satunya, yang ini bagian atasnya terbuka. Jika dilihat dari bawah sarang ini tampak seperti wadah (mangkok). Bahan-bahannya sama seperti sarang milik si Bondol peking. Yang menarik perhatian adalah di sarang ini terdapat seekor anak burung yang masih belajar terbang. Sepertinya sang anak baru ditetaskan sebulan yang lalu (atau mungkin lebih). Satu hal yang pasti anak burung tersebut sudah memiliki bulu-bulu yang lengkap. Dari sang anak burung inilah, saya bisa memastikan kalo sarang yang satu ini adalah miliki dari burung Gereja. Misteri pohon mangga pun terpecahkan.