Monday, January 28, 2013

Tiktok

Tiktok

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqZpYolP8X8-7tFqqso0U3_56NT4AVY1tLIENz1E4eQQVLyGdww2JgOJo6FCj0A37RTufcyWlvVop7gBTjIGjbUAly4cznHFNZoPBakkUXmUjdNp2Gze8cspPUmZ2heM7nXsaZtKE10sc/s1600/entok-itik-manila.jpg

Tiktok adalah kepanjangan dari itik dan entok. Unggas tiktok adalah persilangan antara dua jenis unggas semi-akuatik yakni itik atau bebek dengan entok atau bebek manila. Persilangan ini biasanya terjadi bukan karena proses alamiah, melainkan proses yang sengaja dilakukan oleh manusia untuk kepentingan dan tujuan tertentu.


Mengingat tiktok adalah persilangan antara itik betina dengan entok jantan yang hampir tidak mungkin terjadi secara alami mengingat postur tubuh kedua unggas tersebut sangat berbeda jauh. Lain halnya persilangan antara entok betina dengan bebek jantan yang bisa terjadi secara alami karena postur bebek jantan yang lebih ramping dari entok betina, persilangan antara bebek jantan dan entok betina disebut tongki.

Itik dan entok sebenarnya bukan spesies baru, bila ditelusuri lebih lanjut, fosil unggas air ini telah ditemukan di zaman mesozoik sekitar 80 juta tahun silam. Ketika peradaban manusia tumbuh, unggas air ini menjadi dekat dengan manusia sebagai sumber makanan ataupun sebagai objek perburuan.
hasil persilangan antara keduanya pun sebenarnya sudah cukup lama dikenal oleh manusia, termasuk di Nusantara sendiri. 

Di Indonesia hasil persilangan antara kedua jenis unggas ini (tanpa membedakan jenis kelamin dari induk persilangan) dikenal dengan sebutan serati, beranti, togri, ritog, tongki, mandalung, pandalungan dan lain sebagainya.
 
Tiktok di Indonesia banyak dipelihara dan dibudidayakan sebagai hewan ternak pedaging karena dagingnya yang dikenal enak dan gurih.