Seorang penjual burung di Gunungkidul, DI Yogyakarta, Wagiono (56) meninggal mendadak di kiosnya Jalan Brigjen Katamso Wonosari, Selasa (13/11/2012). Warga Ngricik Desa Nitikan, Kecamatan Semanu itu sebelumnya gagal bertransaksi dengan calon pembeli.
Menurut Jumiran, salah satu rekan sesama penjual burung, korban sebelumnya beraktivitas seperti biasanya. Setelah menyemprot (memandikan) burung-burung dagangannya, sekitar pukul 10.30 WIB Wagiono makan di angkringan sekitar 10 meter sisi timur tempatnya berjualan.
"Setelah makan di angkringan dia kembali ke kios dan melayani calon pembeli. Tadi ada yang mau beli burung Cendet-nya tapi gagal karena hanya ditawar Rp 200 ribu. Giono (panggilan) minta Rp 250 ribu," kata Jumiran.
Wagiono kemudian ngobrol dengan sesama penjual burung yang menempati trotoar di antara ruko jalan Brigjen Katamso. Tiba-tiba saja, Wagiono yang duduk di kursi bambu panjang terkulai dan jatuh menimpa ember yang biasa digunakan untuk memandikan burung.
"Tahu-tahu terjatuh dan tak bergerak. Saya goyang-goyangkan badannya, tak bereaksi. Lalu saya teriak memanggil orang-orang," tambah Jumiran.
Sontak puluhan warga langsung datang berkerumun. Istri korban yang datang sesaat kemudian, histeris setelah membuka jasad suaminya yang terbujur kaku terselimuti kain batik bercorak putih kombinasi coklat.
Aparat Polres Gunungkidul yang melakukan olah tempat kejadian perkara tidak menemukan tanda-tanda penganiayaan di tubuh korban.
"Karena tadi masih beraktivitas, kemungkinan kematiannya karena sakit. Tapi untuk memastikannya akan kita selediki lebih lanjut," kata AKP Suhadi Kasat Reskrim Porles Gunungkidul.
Untuk penyelidikan lebih lanjut korban dibawa dibawa menggunakan ambulans menuju RSUD Wonosari. Sementara itu burung dagangan korban yang diantaranya jenis Cendet, Love Bird, Kenari dan Murai Batu masih tergantang di kios sederhana yang terbuat dari anyaman bambu. Sejumlah burung masih tampak berkicau meski puluhan orang berkerumun di lokasi kejadian.-detiknewa