Gudang Burung - Lahan basah di Indonesia terus menyusut akibat penggunaannya sebagai area pertanian, pemukiman, dan tambak. Ini sangat disayangkan sebab lahan basah memiliki fungsi ekologis.
Dwi Mulyawati, Bird Conservation Officer Burung Indonesia, kepada Kompas.com, Kamis (15/3/2012), mengatakan, "Lahan basah merupakan habitat penting bagi keperluan hidup burung-burung air penetap maupun pengembara."
Habitat lahan basah seperti mangrove penting bagi burung jenis Cangak (Ardea sp.), bangau (Ciconidae), atau pecuk (Phalacrocoracidae). Area ini memberi burung rasa aman dari pemanga.
Wilayah mangrove juga penting bagi kuntul (Egretta sp.) untuk tempat bertengger dan mencari makanserta bagi terutama Charadriidae dan Scolopacidae sebagai tempat beristirahat.Lahan basah yang penting bagi burung penetap misalnya area hutan rawa air tawar dan gambut.
Mentok rimba (Cairina scutulata) dan Bangau storm (Ciconia stormi) memanfaatkan sebagai tempat mencari makan dan berkembangbiak.Sementara itu, hutan rawa rumput disukai burung dari keluarga keluarga Ardeidae, Anatidae, Rallidae, dan Jacanidae.
Di daerah Tulang Bawang, Lampung, tercatat ribuan ekor Blekok sawah (Ardeola speciosa), Cangak merah (Ardea purpurea), Kuntul besar (Casmerodius albus), dan Kowak-malam abu (Nycticorax nycticorax) berkoloni sarang pada rimbunan rumput gelagah.
Saat ini, 49 daerah penting bagi burung di Indonesia yang berpotensi sebagai tempat persinggahan burung telah diidentifikasi. Wilayah itu mampu mendukung 20.000 burung air atau 10.000 burung laut. Salah satu wilayah penting adalah Semenanjung Sembilang dan Banyuasin di pantai timur Sumatera. Wilayah ini menjadi persinggahan burung yang mengembara dari Asia Timur ke Australia.
Menurut Dwi, beragamnya burung yang memanfaatkan lahan basah seharusnya menjadi dorongan untuk melestarikan kawasan ini. Ke depan, pelestariannya tak hanya berfungsi untuk konservasi, tetapi juga bisa menyokong kebutuhan manusia akan makanan, bahan baku industri dan obat.-kompas