Satu dari sekian banyak jenis kegiatan mengoleksi satwa, yang saat ini cukup banyak digandrungi kaum lelaki adalah hoby memelihara burung berkicau, seperti burung cucakrowo, burung anis,dan burung kenari. Para pemilik burung berkicau ini, kerap mendatangi event-event lomba burung, untuk memamerkan kicauan burung kesayangan mereka.
Ratusan pecinta burung dari berbagi daerah, berkumpul di Taman Budaya Raden Saleh, Semarang untuk mengikuti event lomba kicau burung tingkat nasional.Suasana lomba ini cukup semarak, dengan kicauan ratusan burung, serta aksi para pemiliknya, yang berupaya memancing burung kesayangannya agar terus berkicau dengan suara lantang.
Ratusan burung ini, sebagian besar sudah kerap diikutkan di event-event serupa di kota-kota besar di tanah air. Tak heran, harga jual burung ini cukup tinggi, mencapai lebih dari 100 juta rupiah.Contohnya adalah burung yang diberi nama Teroris oleh pemiliknya ini. Teroris, yang kerap merebut jawara dalam beberapa kali event ini, sudah sempat ditawar pembeli 120 juta rupiah.Menurut Nur Endro, pemiliknya, burungnya ini sudah tak terhitung menjuarai bebeberapa event, bahkan di Cirebon, Teroris pernah 3 kali juara pertama secara berurutan, dalam 3 kali perlombaan yang berbeda.
Teroris sering juara, karena memiliki gaya khas yang disebut teler, saat berkicau. Teler adalah sebutan yang populer di kalangan pecinta burung yang berarti gaya burung dengan posisi menunduk, sambil menggeleng gelengkan kepala persis seperti orang yanhg sedang teler.Meski ditawar 120 juta rupiah, Endro, si pemilik burung tak tertarik untuk melepasnya.Tim juri, dalam lomba akan menilai gaya, volume suara, dan irama lagu, masing-masing burung.
Banyak aksi lucu yang dipertontonkan para pemilik burung, saat memberi semangat burung mereka yang sedang berlomba. Maklum, karena saat lomba berlangsung sang pemilik tidak boleh terlalu dekat, sehingga mereka hanya melambaikan tangan, atau bersuara khusus agar didengar burung milik mereka.-indosiar