"Ya,mau gimana lagi mas.Pekerjaan juga mampunya kayak begini,daripada nganggur", kata Suyatno,seorang pedagang emprit yang saya temui siang kemarin.Memang,bagi masyarakat pekerjaan mencari burung emprit tergolong susah-susah mudah.
"Untuk menangkapnya kita hanya perlu menyediakan sebuah kandang untuk nantinya buat tempat emprit yang tertangkap.Ada 2 cara menangkap burung emprit",katanya.Cara yang pertama merupakan cara yang sangat tradisional,yaitu berupa penggunaan tlutuh nongko atau yang sering disebut getah nangka.
Cara yang pertama memang hanya melekatkan getah pada sebuah kayu,dan kayu tersebut di letakkan di pematang sawah agar burung mau hinggap di batang tersebut.Tapi kekurangan dari metofe ini adalah hasil yang diperoleh menjadi tidak pasti,dan tentunya mempengaruhi pendapatan.
Cara yang kedua lebih modern.Yaitu penggunaan jaring berwarna putih bening yang lumayan besar untuk menangkap emprit.Kekurangan dari cara yang kedua ini adalah penggunaan jaring yang besar dan lebar,dengan harga jaring yang lumayan mahal,tetapi hasilnya lebih pasti dan pendapatan juga dapat bertambah.
Memang banyak yang digunakan seseorang untuk menangkap burung yang keberadaannya di alam bebas sudah sangat berkurang ini.Tapi kita sebagai manusia yang juga sebagai makhluk sosial juga harus mengerti keberadaan mereka melakukan pekerjaan ini juga karena faktor ekpnomi,jadi marilah kita bertoleransi dengan apapun pekerjaan para pencari burung.