Tenggeran burung memang terlihat seperti barang yang tak berguna bagi para pemelihara burung , mungkin juga karena hanya dianggap sebatang kayu yang sederhana . Dari sebatang kayu tersebutlah burung - burung ( terutama burung kicau ) mampu menghasilkan suara yang bisa dibilang '' wah '' .
Tenggeran burung ini seperti halnya kursi jika burung kita samakan dengan manusia . Manusia membutuhkan tempat untuk beristirahat dengan bisa duduk di kursi , sedangkan burung dapat beristirahat dengan bertengger di tenggeran yang telah kita sediakan .
Memang , peran tenggeran bagi penghobi burung tak dapat dipisahkan ( selain kandang , tempat makan & minum ) dari hobinya , yaitu memelihara burung . Tenggeran yang tersedia di pasaran terdiri dari tenggeran yang berasal dari batang kayu ( seperti kayu pohon mangga ) dan juga berasal dari tenggeran kayu yang beramplas .
Biasa digunakan untuk fungsi standar , yaitu hanya memelihara burung tetapi mungkin untuk alasan - alasan umum saja .
Seiring dengan berkembangnya beragam bentuk dari tenggeran burung , maka dibuatlah tenggeran burung yang bermanfaat (lihat gambar di awal artikel) . Tak hanya sebagai tempat bertenggernya burung saja , tetapi juga terdapat 3 fungsi lainnya , yaitu
- Bisa sebagai pembersih paruh burung ketika terdapat sisa-sisa pakan burung agar ukuran paruh atas dan bawah sama
- Menjaga agar kuku burung tidak terlalu tajam serta tidak terlalu panjang
- Amplas yang terdapat pada tenggeran tidak akan melukai kaki si burung sendiri .
Berikut ini beberapa gambar sangkar dan tangkringan di dalamnya, serta apa manfaatnya:
Gambar A adalah sangkar bulat dengan diameter beragam, mulai 40 sampai dengan 60 cm atau lebih. Tangkringan model itu digunakan untuk burung berekor panjang (murai batu misalnya), dengan tujuan agar ekor MB tidak rusak ketika MB tidur. MB tidur biasanya mencari tangkringan tertinggi dan mepet di ujung tangkringan. Dengan tangkringan model itu, maka ekor burung tidak menempel sangkar.
Sama fungsinya dengan Gambar A adalah sangkar Gambar C. Hanya saja ini menggunakan tangkringan model âTâ. Kalau Gambar A, tangkringan bagian atas dihubungkan ke sangkar/kerangka sangkar dengan kawat (biasanya kuningan agar tidak mudah berkarat).
Sedangkan sangkar Gambar B menggunakan tangkringan model susun silang. Tangkringan ini berisiko merusakkan ekor burung ketika tidur. Tangkringan model ini biasanya digunakan untuk MB yang kalau sedang tarung bergaya geser kanan-kiri tubuh. Kalau MB model tarung seperti itu diberi tangkringan model T, dia akan banyak naik turun dari tangkringan kepala âTâ ke tangkringan panjang (tempat dudukan tangkringan âTâ).
Sangkar Gambar D digunakan untuk sangkar harian burung2 kcil seperti kenari ciblek dan lain-lain. Tetapi tangkringan model ini tidak disarankan karena ekor burung mudah rusak.
Sangkar Gambar E biasanya untuk kenari, kacer dan sebagainya. Tangkringan model ini ditujukan untuk burung yang berdasar gayanya sering bermain naik-turun dari satu tangkringan bawah ke tangkringan atas dan sebaliknya.
Gambar sangkar F dan G juga mempunyai fungsi yang hampir sama dengan sangkar Gambar E.
Sedangkan sangkar Gambar H mempunyai fungsi yang sama dengan sangkar Gambar A yakni agar ekor burung tidak rusak karena menempel jeruji sangkar. Ini biasanya digunakan untuk tangkringan Anis Merah atau Anis Kembang. Sedangkan sangkar Gambar I biasanya untuk pentet, kenari, atau sulingan yang suka nangkring di tempat sempit. Tetapi tangkringan model ini tidak dianjurkan untuk digunakan.
Masih banyak lagi model sangkar dan tangkringannya, tetapi sementara saya sampaikan itu dulu yakni model tangkringan yang umumnya dipakai para penghobi burung.
Tentu ini lain dengan model tangkringan burung paruh bengkok/LB yang biasanya juga diberi main-mainan dll.
(Sumber: Omkicau.com)