Hanya sedikit binatang yang mampu mendengarkan suara dan mereproduksinya, seperti halnya kita manusia. Burung, kelelawar, ikan paus dan lumba-lumba adalah contoh âpara pereproduksi suaraâ. Burung berkicau belajar bernyanyi dengan cara yang sama sebagaimana seorang bayi belajar berkata-kata. Seekor burung berkicau bahkan dapat menirukan suara bayi yang sedang belajar berbicara.
Beberapa spesies burung berkicau dapat menguasai beberapa suara dan belajar untuk merangkaikan suara-suara tersebut dengan urutan-urutan yang berlainan, sebagaimana halnya manusia belajar merangkai kalimat yang berbeda dengan beberapa kata yang sama.
Dengan menggunakan sebuah media kecil dan ringan yang tidak mengganggu si burung untuk tetap bernyanyi di sangkar Kozhevnikov mengukur sinyal elektrik dari syaraf daerah otak burung yang digunakan untuk menghasilkan nyanyian.
Daerah otak tersebut disebut dengan vocal center (pusat vocal). Kozhevnikov menemukan bahwa burung tersebut memiliki kemampuan untuk mengulang ritme yang sama dalam hitungan millisecond, artinya seratus kali ketukan ritme per detik nya.
Jam biologis burung berjalan dengan sangat tepat. Meskipun syaraf bukanlah suatu organ yang selalu tepat dan pas, namun alam telah membuat jalinan syaraf otak burung benar-benar pas dan tepat. Ditinjau dari kajian khasanah ilmu mesin dan syaraf, apa yang dimiliki oleh burung adalah suatu hal yang sangat mengagumkan. Susunan otak burung tidak sama dengan susunan otak manusia. Terdapat banyak bukti bahwa banyak sekali kecanggihan dunia teknik mesin di dalam kepala burung yang mungil tersebut.
âUkuran kepala tidak dapat dijadikan dasar untuk menentukan kecerdasan,â kata Kozhevnikov. âSebuah lagu yang dilagukan burung adalah sebuah rangkaian dari beberapa aktivitas. Bila diukur dari kemampuan seekor burung dalam mempelajari rangkaian-rangkaian tersebut, otak burung menunjukkan bukti berbagai kemampuan yang sangat menakjubkanâ.