Hand Feeding Kenari
Langkah-langkah melakukan hand feeding atau penyuapan segera dapat dilakukan dengan urutan-urutan langkah seperti tertulis di bawah ini. Perlu dicatat bahwa Anda dapat melakukan urutan-urutan yang tidak sama persis dengan apa yang tertulis disini. Persiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan dan dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
Langkah Pertama.
Siapkan beberapa lembar kertas tissue untuk alas anakan burung yang hendak disuap. Akan terdapat ceceran adonan yang tidak tertelan oleh anakan burung. Untuk menjaga kebersihan, maka alas kertas tissue selalu dibutuhkan dalam setiap kali melakukan penyuapan.
Langkah Kedua.
Buatlah adonan sesuai dengan petunjuk yang tertera di dalam bungkus makanan yang digunakan. Masing-masing merk akan memiliki aturan atau petunjuk penggunaan yang hampir sama.Ambil wadah untuk membuat adonan. Jangan membuat adonan terlalu banyak, perkirakan adonan akan habis dalam setiap jadwal penyuapan.
Adonan dingin atau sisa sangat tidak dianjurkan diberikan kepada anakan lovebird. Gunakan air panas untuk membuat adonan, air termos dapat digunakan dalam mencampur adonan tersebut. Suhu air untuk membuat adonan adalah berkisar 46 â" 48 C. Setelah dicampur dengan formula bahan makanan dan menjadi adonan siap saji pastikan suhu berada pada kisaran 38 â" 40 C.
Untuk penyuapan pertama kali buatlah adonan encer, kemudian berangsur-angsur ditambah kekenthelan adonan seiring pertambahan umur anakan lovebird. Ketepatan dalam menentukan kepekatan adonan sangat penting. Jika adonan terlalu pekat, maka anakan lovebird akan mengalami kesulitan dalam mencernanya. Bila hal tersebut terjadi maka yang akan terjadi adalah terjadinya gangguan pencernaan yang ditandai dengan sembelit.
Selain itu jika adonan terlalu pekat atau kenthal maka akan sulit untuk masuk ke tabung suntik. Ketepatan kepekatan adonan dapat diukur dengan lancar dan tidaknya masuk ke dalam tabung suntik. Perbandingan yang dapat digunakan dalam mencampur air dan bahan adonan adalah 2 : 1. Setelah itu dapat diukur ketepatannya dengan menambah air sedikit demi sedikit.
Hal penting lain yang perlu diperhatikan adalah ketepatan suhu adonan. Oleh karena itu keberadaan thermometer sangat dibutuhkan. Adonan yang terlalu panas akan membakar kerongkongan dan tembolok anakan burung lovebird. Bila terlalu dingin anakan burung sulit mencernanya dan sering menolak suapan yang diberikan.
Suhu adonan yang pas untuk diberikan kepada anakan lovebird berkisar antara 38 â" 41 C. Biasanya anakan lovebird yang berumur lebih muda lebih menyukai adonan yang lebih hangat, namun tidak demikian untuk anakan lovebird yang lebih tua. Akan sangat tepat jika dalam penyuapan lovebird didahulukan dari urutan paling muda. Hal tersebut dapat dilakukan hingga anakan berumur 4 minggu.
Langkah Ketiga
Hisap adonan dengan suntikan hingga memenuhi setengah isi tabung. Sebaiknya disediakan 2 buah suntikan agar supaya anakan burung tidak terlalu lama menunggu giliran untuk segara mendapatkan suapan. Selain itu, apabila salah satu suntikan ngadat atau macet, maka segera dapat digunakan suntikan yang lain.
Ambillah anakan burung lovebird yang paling kecil. Setelah ditempatkan pada tempat yang telah disediakan maka sodorkan ujung suntikan ke mulut anakan tersebut. Besar kemungkinan anakan lovebird yang pertama kali disuap tidak segera bereaksi melahap adonan yang disuapkan. Hal ini sangat wajar, secara cepat mereka akan mengenali adonan sebagai santapan yang lezat.
Dalam menyuapkan adonan dengan suntikan, peganglah kepala anakan dengan ibu jari dan telunjuk dengan lembut, sodorkan ujung karet ke mulut anakan burung dorong tabung suntikan dengan lembut dan pelan. Bila anakan burung mulai memasukkan karet ke dalam kerongkongannya, ikuti gerakan tersebut sambil mendorong adonan dalam tabung dengan perlahan. Amatilah perubahan besar kecilnya tembolok anakan burung yang sedang disuap. Hentikan penyuapan apabila tembolok telah penuh. Tempatkan anakan burung yang telah kenyang ke kotak incubator dan lakukan penyuapan untuk anakan burung lovebird berikutnya
.
Jangan lupa untuk menutup kotak incubator, ketika terdapat anakan burung yang ada di dalamnya. Dengan bertambahnya umur anakan lovebird, mereka cenderung untuk berjalan atau mulai belajar meloncat dan terbang. Kelengahan dalam mengamankan anakan lovebird dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diharapkan terjadi (burung melompat dari kotak dan jatuh, burung terbang, dan lain sebagainya).
Saat pertama kali penyuapan paling tepat dilakukan pada siang hari dengan asumsi anakan lovebird diambil dari glodog pada pagi hari. Jadwal siang tersebut kemudian menjadi penentu jadwal penyuapan berikutnya, setiap 5 atau 6 jam. Dalam kurun waktu tersebut tembolok anakan burung ada dalam keadaan kosong.
Dalam keadaan lapar maka anakan burung lovebird akan menyantap makanan dengan lahap pada setiap jadwal makannya. Namun karakter setiap burung akan berbeda satu sama lain. Ada beberapa anakan burung yang begitu rakus. Selalu melahap tiap sodoran adonan ke dalam mulutnya meskipun tembolok mereka telah penuh, namun ada pula yang berhenti begitu tembolok mereka terisi adonan secukupnya.
Membuat jadwal penyuapan untuk handfeeding akan memudahkan dan sangat membantu efisiensi kerja hand feeding dan perkembangan anakan burung. Tembolok anakan burung lovebird akan kembali kosong setelah 4 â" 5 jam penyuapan terakhir. Terdapat juga anakan yang lebih cepat dari durasi waktu tersebut. Jika terdapat anakan burung lovebird yang temboloknya terlalu lama kosong, maka besar kemungkinan terjadi kesalahan dalam proses pencernaan anakan burung tersebut.
Berikut jadwal dan pedoman handfeeding yang dapat digunakan.
Umur Anakan | Waktu | Kepekatan Adonan | Kuantitas
|
2 â" 3 minggu | 06.30 pagi; 12.00 siang; 06.00 sore; 11.00 malam | Encer | 4 â" 6 cc
|
3 â" 4 minggu | 06.30 pagi; 12.00 siang; 06.00 sore; 10.00 malam | Encer | 6 â" 12 cc |
4 â" 5 minggu | 06.30 pagi; 12.00 siang; 06.00 sore; 10.00 malam | Sedang | 6 â" 12 cc |
* Catatan: Pada umur 3 â" 4 minggu anakan burung lovebird mulai dikenalkan dengan makanan burung lovebird dewasa (milet, kenari seed, kwaci,sayur kangkung, jagung muda).